Yogyakarta (ANTARA) - Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki tingkat kualitas hidup masyarakat yang cukup baik. Namun, beberapa tahun terakhir berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang dilakukan Kementrian Kesehatan dan dibantu oleh organisasi PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) mengatakan bahwa 1 dari 3 orang Indonesia mengidap penyakit hipertensi, dan angkanya terus meningkat setiap tahun. Penyakit tekanan darah tinggi tersebut bahkan disebutnya sebagai “silent killer”.

Salah satu cabang organisasi kesehatan yaitu PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) Kota Singkawang dengan alamat website pafipcsingkawang.org menjelaskan bahwa Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara terus-menerus. Definisi umum hipertensi adalah ketika tekanan darah sistolik (angka atas) mencapai 130 mmHg.

Dalam melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyakit hipertensi, PAFI Kabupaten Kutai Barat dengan alamat website pafikutaibarat.org organisasi kesehatan ini melakukan kajian dan penelitian mengenai penyebab utama terjadinya penyakit hipertensi serta obat yang aman untuk konsumsi oleh penderitanya.

Apa saja langkah pertama yang harus diambil saat mengalami gejala hipertensi?
  Foto ilustrasi (ANTARA/HO-Jacob Wackerhausen dari iStockphoto)


Hipertensi memang menjadi salah satu jenis penyakit yang cukup berbahaya dan sulit untuk dideteksi. Bagi Anda yang sedang mengalami keadaan kesehatan yang buruk seperti merasa pusing, sakit kepala, sesak napas, pandangan kabur dan jantung berdebar-debar, berikut adalah langkah pertama yang harus Anda ambil jika mengalami gejala hipertensi:

1. Cobalah teknik relaksasi
Jika Anda merasa cemas atau sedang mengalami stres, lakukan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi untuk membantu menurunkan tekanan darah secara sementara.

2. Hindari aktivitas berat
Anda yang mengalami gejala hipertensi sebaiknya untuk tidak melakukan aktivitas fisik berat atau stres yang dapat memperburuk kondisi. Istirahatlah sejenak dan coba untuk tetap tenang.

3. Lakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri
Tensimeter merupakan sebuah alat untuk mengukur tekanan darah, segera ukur tekanan darah Anda menggunakan tensimeter. Jika hasilnya menunjukkan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan/atau diastolik di atas 90 mmHg, ini menandakan Anda sedang mengalami hipertensi.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat mengelola gejala hipertensi dengan lebih baik dan mencegah komplikasi serius.

Apa saja rekomendasi obat untuk mengatasi hipertensi?
  Foto ilustrasi (ANTARA/HO-Ridofranz dari iStockphoto)


Bagi Anda sedang mengalami keadaan hipertensi atau tekanan darah tinggi, ada beberapa rekomendasi obat untuk mengatasi gejala penyakit ini yang umum digunakan:

1. Obat Amlodipine
Salah satu obat paling baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi yaitu Amlodipine. Obat ini mencegah kalsium masuk ke dalam sel jantung dan pembuluh darah, sehingga mengurangi kontraksi dan menurunkan tekanan darah.

2. Obat Furosemide
Obat selanjutnya yang dapat Anda konsumsi untuk mengurangi gejalan tekanan darah tinggi yaitu Furosemide. Obat ini berfungsi meningkatkan pengeluaran natrium dan air dari tubuh melalui urine, membantu menurunkan tekanan darah.

3. Obat Captopril
Obat terakhir yang bisa menjadi pilihan yaitu Captopril. Obat ini berfungsi untuk menghambat produksi hormon angiotensin yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat diatasi dengan berbagai upaya sederhana dan penanganan yang tepat, namun alangkah baiknya Anda dapat mengonsumsi obat-obatan yang di rekomendasikan. 

Sebelum mengonsumsi obat-obatan ini, sangat penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan dosis yang sesuai.
 

Pewarta : SP
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024