Yogyakarta (ANTARA) - Peneliti dari Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Yuny Erwanto bersama tim mengembangkan pencegah hipertensi dengan mengeksplorasi protein kolagen kulit domba garut (Ovis aries).
"Data-data penelitian menunjukkan bahwa potensi protein dari kolagen kulit domba garut dapat menjadi agen bioaktif sebagai penghambat, antihipertensi," kata Yuny dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, penelitian terkait kolagen tersebut masih berjalan dan diharapkan menghasilkan sekuen bioaktif peptide yang berpotensi untuk dihilirkan di pasaran sebagai salah satu agen antihipertensi yang bersifat alami.
Ia menjelaskan hipertensi saat ini masih menjadi penyakit penyebab kematian kategori tinggi di Indonesia.
Kementerian Kesehatan menyebutkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohort penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat, yaitu sebesar 10,2 persen.
Salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi adalah berubahnya angiotensin I menjadi angiotensin II dalam ginjal.
Dia menjelaskan angiotensin I adalah sekuen oligopeptide dengan panjang 10 asam amino yang apabila diubah menjadi angiotensin II berjumlah 8 asam amino ternyata akan menjadi penyebab pembuluh darah mengalami pengkerutan yang berakibat tekanan darah akan naik.
Kondisi tersebut terjadi karena ada enzim yang mengubah angiotensin I ke angiotensin II yang disebut angiotensin converting enzym (ACE).
Oleh karena itu, salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah adalah menghambat kerja ACE agar tidak mengubah angiotensin I ke angiotensin II sehingga ACE akan menurunkan kinerjanya.
"Kalau ada substrat yang mampu memikat enzim maka kerja enzim akan menjadi terhambat. Nah, salah satu cara melakukan penghambatan tersebut dapat dilakukan apabila ada sekuen peptide yang bisa menempel ke ACE sehingga aktivitasnya dalam mengubah angiotensin I ke angiotensin II menjadi menurun," ucap dia.
Bahan penghambat yang berupa oligopeptide atau protein rantai pendek itu disebut sebagai peptida bioaktif.
Yuny menuturkan pencarian sumber-sumber protein bioaktif dari pangan hasil ternak terus berlangsung.
Pemahaman masyarakat yang mempercayai bahwa produk peternakan seperti daging, susu, dan telur sebagai penyebab hipertensi, kata Yuny, tidaklah tepat.
Menurut dia, pangan tersebut adalah sumber protein yang jika dikonsumsi dengan cara yang benar yaitu makan dagingnya dan bukan bagian lemaknya maka akan sangat bermanfaat.
Ia menjelaskan protein dari produk peternakan tersebut dalam tubuh akan dipecah oleh berbagai macam enzim.
Dari protein alami yang dalam bentuk aslinya tidak mempunyai kemampuan bioaktif akhirnya menjadi mempunyai kemampuan bioaktif setelah dilakukan pemecahan menjadi peptide yang sederhana atau protein rantai pendek.
Dalam ranah komersial sering disebut protein oligopeptide dan protein yang sudah dipecah menjadi bentuk yang pendek ini kemudian dikenal menjadi peptida bioaktif artinya peptide yang mempunyai aktivitas tertentu membantu fungsi l manusia.
Yuny yang juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama Fapet UGM ini menambahkan bahwa penelitian dilakukan bekerja sama dengan para peneliti internasional yang mempunyai keahlian yaitu Prof Fidel Toldra dan tim dari IATA Spanyol.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fapet UGM kembangkan pencegah hipertensi dari kolagen domba garut