Yogyakarta (ANTARA) - Bagi sebagian masyarakat Indonesia, insomnia mungkin bukal hal yang menakutkan. Padahal gangguan tidur ini sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan maupun mental. 

Insomnia sering terjadi pada kalangan orang dewasa terutama mereka yang bekerja lebih dari 8 jam dalam satu hari. Akibat
kelelahan yang dialami, menyebabkan kondisi tubuh tidak normal dan sulit untuk beristirahat.

Salah satu cabang organisasi kesehatan yaitu PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) Kabupaten Bantul dengan alamat website pafikabbantul.org menjelaskan bahwa insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tertidur, sulit mempertahankan tidur, atau terbangun terlalu dini dan tidak dapat tidur kembali. Kondisi ini dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari individu yang mengalaminya.

Dalam melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyebab terjadinya insomnia, PAFI Papua Tengah dengan alamat website pafipapuatengah.org melakukan kajian dan penelitian terkait penyebab utama terjadinya insomnia secara umum serta obat yang aman untuk di konsumsi oleh penderitanya.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas bagaimana cara mengatasi penyakit gangguan tidur atau insomnia serta rekomendasi obat untuk mengobatinya dengan baik.

Apa penyebab utama terjadinya penyakit insomnia yang mengganggu kesehatan?
  Foto ilustrasi (ANTARA/HO-jcomp dari Freepik)

Penyebab utama terjadinya penyakit insomnia yang mengganggu Kesehatan dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk faktor psikologis, fisik, dan lingkungan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab- penyebab tersebut:

1. Faktor psikologis
Penyebab utama insomnia adalah stres akibat masalah pekerjaan, keuangan, atau peristiwa traumatis dapat memicu insomnia. Stres yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada insomnia kronis. 

Kondisi lainnya seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan stress pasca-trauma (PTSD) sering kali berhubungan dengan kesulitan tidur.

2. Faktor fisik
Berbagai penyakit seperti radang sendi, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan (seperti asma) dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang mengganggu tidur. Selain itu perubahan hormon pada Wanita menyebabkan gangguan tidur selama menstruasi atau menopause.

3. Faktor lingkungan
Lingkungan yang bising atau terlalu terang dapat mengganggu kualitas tidur. Suhu ruangan yang tidak nyaman juga merupakan faktor penting. Selanjutnya adalah pergantian jam kerja atau kebiasaan tidur siang yang terlalu lama dapat mengacaukan ritme sirkadian tubuh, menyebabkan insomnia.

4. Kebiasaan hidup yang kurang sehat
Mengonsumsi minuman kafein dan alkohol berlebihan juga dapat mengganggu kemampuan untuk tertidur.

5. Usia
Faktor terakhir terjadinya insomnia adalah pertambahan usia. Insomnia meningkat seiring bertambahnya usia karena perubahan fisiologis dalam tubuh dan peningkatan kemungkinan penyakit kronis.

Memahami penyebab insomnia adalah langkah pertama untuk mengatasi masalah tidur ini. Jika Anda mengalami kesulitan tidur secara berkepanjangan, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Apa saja rekomendasi obat untuk mengatasi insomnia?
  Foto ilustrasi (ANTARA/HO-jcomp dari Freepik)

Bagi Anda yang sedang mengalami insomnia atau gangguan tidur, berikut adalah beberapa rekomendasi obat untuk mengatasi insomnia secara efektif:

1. Obat Zolpidem
Obat ini efektif untuk mengatasi insomnia jangka pendek dan harus digunakan sesuai petunjuk apoteker ataupun dokter.

2. Obat Estazolam
Estazolam merupakan obat alternatif yang dapat membantu seseorang agar mudah untuk tidur.

3. Lelap
Ini adalah obat insomnia paling popular di Indonesia. Lelap merupakan obat herbal yang efektif untuk mengatasi masalah tidur dengan komposisi ekstrak yang aman bagi tubuh.

Insomnia dapat diatasi dengan berbagai upaya sederhana dan penanganan yang tepat, namun alangkah baiknya Anda dapat mengonsumsi obat-obatan yang di rekomendasikan.

Sebelum mengonsumsi obat-obatan ini, sangat penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan dosis yang sesuai.

Pewarta : SP
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024