Yogyakarta (ANTARA) - Dokter Hasto Wardoyo, calon Wali Kota Yogyakarta nomor urut 2 memberikan pesan dalam closing statemen dengan gaya khasnya yang mengundang tawa. 

Ada penegasan dan pesan utama yang ditebalkan dalam pernyataan penutup pasangan dwi tunggal Hasto Wardoyo-Wawan Harmawan. 

"Tadi kita sudah diskusi banyak ingin berikan layanan inklusif difabel, tapi ingat kita itu pamong projo, bukan pangreh projo, sebetulnya tidak hanya melayani masyarakat tapi customer internal, PNS , honorer, P3K perlu diperhatikan," kata dokter Hasto Wardoyo. 

Di Kulonprogo dan Gunungkidul, pemerintah daerah beri perhatian. Secara santun, dengan menyentil sikap kepemimpinan yang perlu berikan perhatian kepada pegawai honorer termasuk kader posyandu

"Mohon maaf, kader posyandu selama ini tidak dapat, perlu insentif, hal ini perlu diperhatikan," kata dokter Hasto Wardoyo. 

Soal materi debat, dokter Hasto Wardoyo berikan catatan penting dan menjadi komitmen kuat paslon nomor urut 2 tentang pentingnya menjalankan zona integritas mewujudkan pemerintahan bersih bebas korupsi. 

Semua tadi bagus, jangan lupa, pemerintah bersih penting sehingga menciptakan zona integritas bebas korupsi. Bersih melayani penting sekali, karena banyak bicara tinggi tinggi tapi ujungnya banyak kepentingan, akhirnya korupsi. 

"Jangan lupa dimulai dari bersih bersih birokrasi, pemerintah bersih penting ciptakan zona integritas bebas korupsi," kata Dokter Hasto Wardoyo. 

Selain mengucapkan rasa terima kasih kepada warga Yogyakarta atas dukungan dan penerimaan yang luar biasa selama Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan bertegur sapa di pelosok kampung.  Di akhir paparan, Wawan Harmawan menutup dengan pantun yang disambut tepuk tangan meriah pendukungnya

"Terima kasih bersama warga Yogyakarta, terasa kenal lama, pernah saya jahit ada kedekatan khusus. Masyarakat juga kreatif, tadi pasangan calon sudah berjanji diingatkan juga apa beda pilkabe dengan pilkada? Pilkabe kalo lupa janji. 
pilkada kalau janji lupa," kata Hasto Wardoyo.

Pewarta : SP
Editor : Luqman Hakim
Copyright © ANTARA 2024