Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak 1.800 orang yang berasal dari Marga Huang, salah satu rumpun keluarga warga Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh dunia, bakal berkumpul di Yogyakarta pada Jumat-Sabtu (15-16 November 2024) di Jogja Expo Center (JEC) untuk mengikuti acara World Huang Family Conference.
"Kami memutuskan memilih Yogyakarta sebagai lokasi konferensi Marga Huang seluruh dunia karena kota ini memiliki keunikan. Budaya dan kearifan lokalnya yang masih otentik, serta banyaknya lokasi wisata yang bisa dinikmati para peserta," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Komunikasi Keluarga Besar Huang Indonesia Ardy Susanto, di Yogyakarta, Rabu (13/11).
Perkumpulan Marga Huang di seluruh dunia, kata Ketua Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) tersebut, setiap tahun menggelar acara serupa. "Pada 2023 tuan rumahnya Thailand, tahun 2025 tuan rumahnya Taiwan. Sedangkan tahun ini tuan rumahnya Indonesia," ujar Ardy Susanto.
Huang, Oey, atau Wong adalah nama yang sama. Perkumpulan Marga Huang banyak berdiri di kota-kota besar seperti Lampung, Bandung, Jakarta, Semarang, dan Medan.
Indonesia, kata Ardy, juga pernah menjadi tuan rumah pertemuan Marga Huang Sedunia. Pada tahun 2000 di Jakarta, 2006 di Surabaya, 2015 di Medan. "Pada 2024 kami memutuskan digelar di Yogyakarta," tutur Ardy.
World Huang Family Conference, kata Ardy, menjadi momentum Marga Huang di Indonesia untuk mempromosikan Indonesia ke masyarakat dunia, terutama dari Marga Huang.
"Mengapa kami memilih Yogyakarta daripada Bali? Karena Yogyakarta memiliki kearifan lokal, budaya tradisional yang sangat hakiki dan mendasar. Di Yogyakarta masih ada Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja sekaligus penjaga budaya," kata Ardy.
Yogyakarta juga dekat dengan Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang memiliki sejarah kebesaran masa lalu. "Biar masyarakat dunia tahu bahwa Indonesia, khususnya Yogyakarta, memiliki banyak keunikan," ujarnya.
Selain diikuti 1.800 orang, panitia berjumlah 200 orang juga dari Marga Huang. "Jadi total ada sekitar 2.000 orang Marga Huang yang akan hadir di Yogyakarta," kata Ardy.
Ribuan orang Marga Huang tersebut datang ke World Huang Family Conference di Yogyakarta berasal dari 20 negara, di antaranya dari China, Amerika Serikat, Malaysia, dan Taiwan.
Sebenarnya, kata Ardy, yang mau ikut World Huang Family Conference di Yogyakarta sebanyak 5.000-an Marga Huang. Namun, karena tidak adanya penerbangan langsung ke Yogyakarta, akhirnya banyak yang urung untuk datang.
Misalnya, peserta dari Kinabalu Malaysia. Mereka yang ingin datang sebanyak 80 orang. Namun, karena tidak adanya penerbangan langsung (direct flight) ke Yogyakarta, akhirnya peserta dari Kinabalu menyusut menjadi 20 orang saja.
Peserta terbanyak berasal dari China. Bahkan peserta dari Taiwan, yang tahun 2025 akan menjadi tuan rumah, sudah datang lebih dulu ke Indonesia. Pada tanggal 10 November 2024 mereka sudah datang. Sebelum ke Yogyakarta, mampir dulu ke Jakarta, Bali, Bandung, dan juga ke Borobudur.
"Kami, panitia, hanya menyediakan venue, karena biaya kedatangan ditanggung sendiri oleh masing-masing peserta. Harapan kami, dengan kedatangan ribuan orang Marga Huang ke Yogyakarta bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD)," katanya.
Sedangkan rangkaian acara World Huang Family Conference tersebut berupa pertemuan keluarga besar Huang, seminar peluang bisnis, tukar menukar informasi kegiatan, dan juga program beasiswa. "Kami merekomendasikan 20 lebih hotel di Yogyakarta untuk mereka tinggal selama acara berlangsung," ujar Ardy.
"Kami memutuskan memilih Yogyakarta sebagai lokasi konferensi Marga Huang seluruh dunia karena kota ini memiliki keunikan. Budaya dan kearifan lokalnya yang masih otentik, serta banyaknya lokasi wisata yang bisa dinikmati para peserta," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Komunikasi Keluarga Besar Huang Indonesia Ardy Susanto, di Yogyakarta, Rabu (13/11).
Perkumpulan Marga Huang di seluruh dunia, kata Ketua Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) tersebut, setiap tahun menggelar acara serupa. "Pada 2023 tuan rumahnya Thailand, tahun 2025 tuan rumahnya Taiwan. Sedangkan tahun ini tuan rumahnya Indonesia," ujar Ardy Susanto.
Huang, Oey, atau Wong adalah nama yang sama. Perkumpulan Marga Huang banyak berdiri di kota-kota besar seperti Lampung, Bandung, Jakarta, Semarang, dan Medan.
Indonesia, kata Ardy, juga pernah menjadi tuan rumah pertemuan Marga Huang Sedunia. Pada tahun 2000 di Jakarta, 2006 di Surabaya, 2015 di Medan. "Pada 2024 kami memutuskan digelar di Yogyakarta," tutur Ardy.
World Huang Family Conference, kata Ardy, menjadi momentum Marga Huang di Indonesia untuk mempromosikan Indonesia ke masyarakat dunia, terutama dari Marga Huang.
"Mengapa kami memilih Yogyakarta daripada Bali? Karena Yogyakarta memiliki kearifan lokal, budaya tradisional yang sangat hakiki dan mendasar. Di Yogyakarta masih ada Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja sekaligus penjaga budaya," kata Ardy.
Yogyakarta juga dekat dengan Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang memiliki sejarah kebesaran masa lalu. "Biar masyarakat dunia tahu bahwa Indonesia, khususnya Yogyakarta, memiliki banyak keunikan," ujarnya.
Selain diikuti 1.800 orang, panitia berjumlah 200 orang juga dari Marga Huang. "Jadi total ada sekitar 2.000 orang Marga Huang yang akan hadir di Yogyakarta," kata Ardy.
Ribuan orang Marga Huang tersebut datang ke World Huang Family Conference di Yogyakarta berasal dari 20 negara, di antaranya dari China, Amerika Serikat, Malaysia, dan Taiwan.
Sebenarnya, kata Ardy, yang mau ikut World Huang Family Conference di Yogyakarta sebanyak 5.000-an Marga Huang. Namun, karena tidak adanya penerbangan langsung ke Yogyakarta, akhirnya banyak yang urung untuk datang.
Misalnya, peserta dari Kinabalu Malaysia. Mereka yang ingin datang sebanyak 80 orang. Namun, karena tidak adanya penerbangan langsung (direct flight) ke Yogyakarta, akhirnya peserta dari Kinabalu menyusut menjadi 20 orang saja.
Peserta terbanyak berasal dari China. Bahkan peserta dari Taiwan, yang tahun 2025 akan menjadi tuan rumah, sudah datang lebih dulu ke Indonesia. Pada tanggal 10 November 2024 mereka sudah datang. Sebelum ke Yogyakarta, mampir dulu ke Jakarta, Bali, Bandung, dan juga ke Borobudur.
"Kami, panitia, hanya menyediakan venue, karena biaya kedatangan ditanggung sendiri oleh masing-masing peserta. Harapan kami, dengan kedatangan ribuan orang Marga Huang ke Yogyakarta bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD)," katanya.
Sedangkan rangkaian acara World Huang Family Conference tersebut berupa pertemuan keluarga besar Huang, seminar peluang bisnis, tukar menukar informasi kegiatan, dan juga program beasiswa. "Kami merekomendasikan 20 lebih hotel di Yogyakarta untuk mereka tinggal selama acara berlangsung," ujar Ardy.