Jakarta (ANTARA) - Privasi adalah sebuah hal yang mewah untuk seorang figur publik, tetapi Shindy Huang memilih untuk mengambil alih kontrol untuk mempertahankan keleluasaan pribadi di tengah rasa ingin tahu orang-orang.
"Balik ke diri sendiri, kita yang punya kontrol apa yang disebar ke media sosial," kata Shindy di bincang-bincang daring, Rabu.
Shindy memilah-milih mana konten yang patut dibagikan di media sosialnya yang diikuti puluhan ribu warganet, dan mana yang sebaiknya hanya patut dikonsumsi orang-orang terdekat.
Ia tidak menyangkal, perundungan siber tak terelakkan untuk figur publik yang setiap sisi kehidupannya kerap jadi sorotan.
Ini membuat Shindy belajar untuk lebih bijak dalam memilih kata-kata saat berbicara untuk menghindari kesalahpahaman dan komentar pedas dari warganet.
"Kalau di-bully, aku mikir lagi mungkin pernah slip satu-dua kali, yang penting belajar ke depannya agar lebih baik."
Saat ini, yang bisa dilakukan aktris dalam "Pretty Little Liars" versi Indonesia adalah belajar untuk menyaring mana komentar yang patut dipedulikan.
"Sebaik apa pun kita, akan selalu ada orang yang enggak suka. Yang penting orang terdekat tahu seperti apa kita," kata dia.
"Kalau merasa terganggu banget (dengan komentar pedas di dunia maya), mintalah bantuan orang lain," pesan dia.
Shindy baru-baru ini membintangi serial "Pretty Little Liars" adaptasi Indonesia yang diangkat dari drama ikonik Warner Bros.
Pretty Little Liars" versi Indonesia ini mengambil set sebuat kota fiksi di Bali, Amerta. Serial tersebut menceritakan kehidupan empat remaja yang seperti kehilangan arah setelah pemimpin mereka, Alissa (Yuki Kato) menghilang secara misterius.
Setahun kemudian, Hanna (Anya Geraldine), Ema (Eyka Farhana), Sabrina (Valerie Thomas) dan Aria (Shindy Huang), kembali bersatu setelah mereka mulai menerima pesan-pesan misterius dari sosok yang dikenal sebagai "A". Sosok "A" tersebut mengancam akan mengungkap rahasia terkelam mereka.