Yogyakarta (ANTARA) - Netflix bekerja sama dengan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) menghadirkan REEL LIFE Film Camp, rangkaian pelatihan dan pengalaman kerja nyata untuk para talenta muda yang ingin bekerja di industri film.

"Program REEL LIFE Film Camp merupakan komitmen Netflix untuk terus mendukung perkembangan industri perfilman Indonesia," kata Direktur Kebijakan Publik Netflix untuk Asia Tenggara Ruben Hattari di Yogyakarta, Senin.

Ia menjelaskan REEL LIFE Film Camp bertujuan memperluas wawasan peserta mengenai berbagai profesi yang mendukung ekosistem perfilman. Meskipun produksi film meningkat, terdapat kebutuhan besar di bidang-bidang spesifik seperti pascaproduksi, keuangan produksi, dan tata suara.

"Melalui program ini, kami tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga memperkenalkan berbagai pilihan karier di industri perfilman. Profesi seperti post-production dan production finance seringkali luput dari perhatian, padahal perannya sangat krusial," ujar Ruben.

Menurut dia, REEL LIFE Film Camp tahun ini menghadirkan enam jenis pelatihan yang dirancang untuk menciptakan pekerja film yang tidak hanya kompeten tetapi juga siap menghadapi tuntutan industri global.

Selain itu, kata dia, para peserta juga mendapatkan bimbingan langsung dari mentor berpengalaman, yang memiliki rekam jejak dalam proyek-proyek internasional. Para peserta yang terpilih dan teruji selama masa pelatihan akan mendapat kesempatan bekerja dalam produksi Netflix Indonesia Original.

"Netflix tidak hanya berhenti pada pelatihan, di mana lebih dari 50 film Indonesia telah tersedia di platform ini, dengan 6-7 karya orisinal dirilis pafa tahun ini," ujar Ruben. 

Ia juga mengungkapkan bahwa nilai industri layar Indonesia pada tahun 2022 mencapai Rp130 triliun, dan diproyeksikan meningkat sebesar 20 persen pada 2027.

"Kami percaya, dengan kolaborasi berbagai pihak yakni industri, pemerintah, dan komunitas kreatif, Indonesia mampu mencapai potensi besar dalam perfilman. Inilah mengapa program seperti REEL LIFE sangat penting," tutur Ruben.

Direktur Festival JAFF Ifa Isfansyah mengatakan keberlanjutan program seperti REEL LIFE sangat dibutuhkan untuk industri perfilman Indonesia. Dalam hal ini, JAFF selalu berpegang pada tiga pilar utama yakni menemukan bakat baru, profesionalisasi industri, dan memperkuat aspek teknis serta edukasi yang mana Netflix mempunyai tarikan nafas sama.

"Kami ingin menciptakan sesuatu yang tidak hanya selesai dalam satu program. Komitmen kami adalah untuk terus mengikuti dampaknya, memastikan bahwa ini menjadi bagian dari kemajuan ekosistem perfilman secara nasional. Apa yang dilakukan Netflix ini menjadi sesuatu yang sangat baik, terutama untuk menumbuhkan SDM ekosistem perfilman unggul tanah air," ujarnya.

Proses seleksi program ini diikuti lebih dari 3.000 pendaftar, hanya 600 yang lolos seleksi tahap awal dan akhirnya dipilih 24 peserta terbaik. Mereka mendapatkan pelatihan intensif dengan mentor yang sangat baik di bidangnya masing-masing.

Mentor itu antara lain Tia Hasibuan dari Come & See Pictures, Kevin Ryan Himawan dari Soda Machine Film, dan Wilza Lubis dari Body Body Pictures. Mereka membimbing para peserta untuk memahami dinamika industri perfilman secara langsung.

"Industri kita tidak boleh berhenti pada generasi sekarang. Program seperti ini adalah jembatan untuk memastikan bahwa perfilman Indonesia terus berkembang dengan generasi baru yang kompeten," kata Tia.

Menurut dia, kolaborasi Netflix dan JAFF melalui REEL LIFE Film Camp menjadi salah satu contoh nyata bagaimana sinergi antara pelaku industri dan institusi besar dapat menciptakan dampak positif.

Dengan dukungan program ini, menurut dia, perfilman Indonesia dapat melahirkan lebih banyak karya berkualitas dan mengukir prestasi di kancah internasional.

"Jika regenerasi terus berjalan dengan baik, masa depan perfilman Indonesia tampak cerah, tidak hanya sebagai industri kreatif tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi yang berdampak luas. Program seperti REEL LIFE menjadi bukti bahwa investasi pada generasi muda adalah investasi pada masa depan perfilman tanah air," tuturnya.


Pewarta : SP
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024