Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu'ti menyatakan para guru merupakan penentu utama kualitas pendidikan di Indonesia. Dirinya meyakini sepenuhnya dan menilai semua pihak juga memiliki satu keyakinan yang sama bahwa kualitas pendidikan itu penentu utamanya adalah para guru.
Hal itu disampaikan Abdul Mu'ti saat memberikan sambutan secara online pada Pelepasan Lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Bagi Guru Tertentu Tahun 2024 UAD Yogyakarta, Minggu.
Abdul Mu'ti mengatakan guru adalah sosok yang memiliki peranan yang tidak bisa digantikan oleh secanggih apapun teknologi, dan kehadirannya sangat menentukan bagaimana keberhasilan pendidikan bagi anak anak generasi masa depan Indonesia.
"Guru sebagai mentor, guru sebagai motivator, guru sebagai sosok yang inspiratif, guru sebagai teladan adalah sosok yang sangat diperlukan pada era sekarang ini," katanya.
Abdul Mu'ti mengatakan pemerintah menyadari sepenuhnya guru memang dituntut untuk memiliki kemampuan akademik atau kompetensi yang berkaitan dengan keilmuan profesional, kemampuan yang berkaitan dengan bagaimana bisa mentransformasikan ilmu dan pengetahuan itu kepada anak anak Indonesia.
"Kemudian guru juga punya kompetensi sosial dan kompetensi moral yang itu semua harus secara bersama sama menjadi bagian dari kepribadian dan bagian dari profesi seorang guru," katanya.
Kehadiran guru di depan anak anak di bangku sekolah dan satuan pendidikan, tambah Mendikdasmen, adalah inspirasi dan penyejuk hati, serta harapan bagi anak anak untuk senantiasa mendapatkan ilmu yang baru.
"Termasuk pengetahuan yang baru, dan inspirasi inspirasi yang menggerakkan mereka, untuk giat belajar dan semangat untuk menjadi anak anak Indonesia yang hebat," katanya.
Baca juga: Disdik Gunungkidul bina kedisiplinan guru tingkatkan kompetensi
Rektor UAD Yogyakarta Prof. Muchlas, M.T. mengatakan perguruan tinggi ini menjadi salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau LPTK yang dipercaya negara untuk menyelenggarakan program profesi guru, dan pelepasan PPG Bagi Guru Tertentu ini dilaksanakan secara massal.
"Lulusan tahun ini ada 10 ribu lebih guru tertentu, dan yang hadir sebanyak 2.000 guru, sisanya mengikuti secara online. Ini salah satu kontribusi kita, UAD sebagai salah satu LPTK yang dipercaya untuk mengantarkan guru guru profesional Indonesia," kata Rektor.
Rektor mengatakan saat ini semua sangat prihatin dengan kualitas pendidikan, sehingga semuanya yang bermula pada peran guru itu harus bisa memiliki kompetensi dasar, paling tidak mereka memenuhi kompetensi profesional, disamping kompetisi lain kepribadian dan kompetensi sosial.
"Jadi kompetensi kompetensi itu yang harus dibekalkan melalui program profesi guru, sehingga mereka siap melaksanakan tugas tugas profesi, mengantarkan anak anak Indonesia menjadi anak anak yang diharapkan nanti di era Indonesia Emas Tahun 2045," katanya.
Terkait dengan bonus demografi, Rektor menilai guru juga harus bisa mengantarkan para anak Indonesia menjadi anak yang bisa mengisi banyak sektor kegiatan di Indonesia, sehingga nantinya bisa memanfaatkan bonus demografi itu sendiri.
Rekor berpendapat bonus demografi menjadi penting karena pada tahun 2035-2045 struktur demografi Indonesia, sebagian besar atau 65 persen dihuni manusia-manusia produktif. Hal tersebut merupakan tanggung jawab guru guru yang profesional.
"Oleh karena itu UAD berperan mengantarkan guru guru itu menjadi calon calon guru yang profesional," tutup Rektor.
Baca juga: PGRI Bantul: Guru harus memiliki kompetensi kepribadian dan sosial
Guru Besar Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd juga menyebut teknologi artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan tidak bisa menggantikan tenaga pengajar dalam hal pembentukan karakter siswa didik.
Ia menjelaskan teknologi itu sebagai alat bantu, namun hal-hal yang esensial seperti pembentukan kepribadian, perilaku, sopan santun dan sebagainya tidak akan tergantikan sepenuhnya oleh teknologi, teknologi hanya mendampingi.
Pada era digital saat ini, teknologi melaju semakin pesat dan tidak terhindarkan, termasuk teknologi termutakhir AI yang dapat melampaui kemampuan manusia dalam hal pekerjaan, namun, pembentukan karakter atau kepribadian pelajar tidak dapat dilakukan oleh teknologi AI.
Kemendikdasmen memiliki enam program prioritas, yaitu penguatan pendidikan karakter, wajib belajar 13 tahun dan pemerataan kesempatan pendidikan, dan program peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan guru.
Selain itu, ada sejumlah langkah percepatan dalam peningkatan pembelajaran siswa dari level pendidikan usia dini (PAUD) hingga SMA. Kemudian, dari sisi pengelolaan guru dan tenaga kependidikan (GTK), Kemendikdasmen menghadirkan beberapa program, seperti peningkatan kesejahteraan guru melalui tunjangan sertifikasi pendidik, redistribusi guru ASN, penyederhanaan pengelolaan kinerja GTK, dan pelatihan guru BK dan kompetensi guru kelas.
Selanjutnya, upaya percepatan sertifikasi pendidik dengan kelulusan PPG dalam kurun November hingga Desember 2024, yang mencapai 605.650 guru.
Selain itu, ada program lainnya, seperti Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Senam Indonesia Hebat, penguatan literasi berbasis PISA, pelaksanaan ekonomi kejuruan melalui forum kebijakan hingga peningkatan SMK melalui pengajaran berbasis pabrik, SMK Pusat Keunggulan, dan Pendidikan Kecakapan Kerja dan Wirausaha.
Baca juga: Pemkab Sleman serahkan apresiasi pada guru inovatif
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mendikdasmen sebut guru merupakan penentu utama kualitas pendidikan