Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong pelaku startup dan UMKM lokal untuk mengembangkan bisnis hingga skala global (go global) melalui ajang Jogja Creative Startup Festival 2025 yang diselenggarakan secara tahunan dengan melibatkan investor nasional.

"Tahun ini festival digelar mulai 3 November ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan wadah pengembangan startup agar berdampak nyata bagi UMKM Kota Yogyakarta," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo pada Awarding Jogja Creative Start Up Festival 2025 di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, melalui festival ini para startup ini harus bisa berkembang lebih jauh dan harus punya impact yang luar biasa, khususnya untuk UMKM-UMKM di Kota Yogyakarta.

"Para pemenang akan dipertemukan dengan program inkubasi wirausaha yang ada di kota, seperti Home Business Camp untuk wirausaha muda. Hal ini diharapkan memberikan pencerahan bagi UMKM yang selama ini kurang berkembang," katanya.

Baca juga: Kemenko PM inisiasi pemberdayaan UMKM lewat Pelatihan Berdaya Finansial

Ia mengatakan, tantangan utama yang dihadapi UMKM di Kota Yogyakarta adalah kapasitas produksi yang masih sangat terbatas.

"Produknya bagus, tapi ketika bertemu para konsumen dan diminta memproduksi lebih banyak lagi, kadang-kadang mereka tersendat," katanya.

Tri Karyadi mengatakan, mereka perlu didorong bagaimana kapasitas produknya lebih banyak kemudian menjaga kualitas produknya.

"Harapannya setidaknya mengadopsi para startup-startup yang berarti ini. Tidak hanya bisnis lokal, ini kan bisnisnya kita global. Dengan ada momentum ini sebagai pijakan utama untuk lebih mengembangkan UMKM-UMKM Kota Yogyakarta," katanya.

Festival ini memberikan penghargaan khusus Honorable Mention kepada Saspitaloka, siswa SMA 5 Yogyakarta yang masih duduk di kelas 12. Meski tidak masuk lima besar, peserta ini mencuri perhatian juri.

"Pertimbangannya mereka punya prospek yang luar biasa, masih anak muda, masih bisa dikembangkan," kata Tri Karyadi.

Baca juga: Yogyakarta mewujudkan One Village One Company perkuat UMKM

Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan yang hadir pada kesempatan tersebut mengingatkan para pemenang Jogja Creative Startup Festival 2025 untuk menjaga keberlanjutan usaha mereka, terutama di tahun kedua operasional yang menjadi fase kritis bagi startup.

"Karir ini justru awal yang perlu kita cermati, kita jaga, dan harus lebih fokus. Siklus pada tahap kedua setelah tahap pertama biasanya sampai kepada urusan modal, urusan kualitas, manajemen, yang bisa membuat kembali ke nol," katanya.

Wawan Harmawan yang juga memiliki pengalaman menjalankan startup menyampaikan bahwa rata-rata siklus startup yang dijalaninya berlangsung 1 hingga 4 tahun.

Baca juga: Menteri UMKM mengungkapkan impor baju bekas naik drastis menjadi 3.600 ton

"Tantangan terbesar bukan pada pemikiran membuat startup, melainkan pada kemampuan mempertahankan, meningkatkan, dan mengembangkan usaha tersebut. Dua tantangan utama yang dihadapi startup lokal, yakni mendapatkan pasar yang berkelanjutan (sustainable market) dan permodalan (capital)," katanya.

Ia juga menyoroti fenomena di mana Kota Yogyakarta sering kali hanya menjadi pasar konsumen, bukan pelaku atau pemain dalam ekosistem startup.

"Kota ini sering dijadikan market bukan pemainnya, tapi pembelinya atau pemakainya. Jadi tantangan buat kita semua terutama kota Yogyakarta," katanya.


Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto dan Indra Kurniawan
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2025