Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga mengenalkan inovasi biosolar berbasis campuran B40 untuk kebutuhan sektor industri guna menjawab tantangan teknis penggunaan biodiesel pada mesin diesel beroperasi berat.
VP Business Development and Subsidiary Pertamina Patra Niaga Sigit Setiawan mengatakan biosolar B40 tersebut dilengkapi paket aditif untuk membantu mengatasi isu teknis yang kerap dihadapi konsumen industri, seperti kandungan air, kecenderungan penyumbatan filter, serta penurunan performa mesin.
“Produk ini kami desain untuk B40,” kata Sigit dalam konferensi pers Satgas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Pertamina Patra Niaga di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan paket aditif tersebut mencakup fungsi pembersih deposit dan injektor, pemisahan air, anti-foam, serta corrosion inhibitor guna menjaga stabilitas performa dan menekan risiko gangguan operasional mesin diesel.
Berdasarkan hasil pengujian internal, biosolar B40 beraditif tersebut menunjukkan perbaikan kinerja dibandingkan B40 konvensional, antara lain penurunan power loss dari 9,22 persen menjadi 3,44 persen.
Uji internal juga mencatat penurunan kecenderungan penyumbatan filter dari 5,09 menjadi 1,43, serta peningkatan kemampuan pembersihan deposit hingga 62,7 persen.
Selain itu, tingkat kebersihan bahan bakar berdasarkan standar ISO Cleanliness membaik dari level 22/20/16 menjadi 20/18/15, yang dinilai berdampak pada umur filter lebih panjang dan penurunan biaya perawatan.
Sigit menjelaskan tantangan teknis pada penggunaan B40 tidak terlepas dari karakteristik fatty acid methyl ester (FAME) yang bersifat higroskopis sehingga berpotensi meningkatkan kandungan air, memicu pertumbuhan bakteri, serta membentuk endapan monogliserida.
Sejalan dengan kebijakan mandatori biodiesel nasional, ia menyebut implementasi campuran biodiesel berkembang bertahap dari B2,5 pada 2008 hingga B40 yang berlaku sejak 1 Januari 2025, sementara rencana penerapan B50 masih dalam tahap pembahasan dan pengujian.
“Untuk B50 saat ini kami masih berproses melakukan riset,” ujarnya.
Ia menambahkan pengujian dilakukan bersama pemerintah dan Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) pada berbagai sektor penggunaan, termasuk transportasi, pertambangan, perkapalan, dan pembangkit listrik.
VP Industrial and Marine Fuel Business Pertamina Patra Niaga Oos Kosasih menyatakan biosolar B40 beraditif tersebut merupakan produk non-PSO yang dipasarkan melalui skema bisnis ke bisnis (B2B) dan ditujukan khusus bagi konsumen industri.
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menyebut biosolar B40 beraditif tersebut direncanakan mulai dipasarkan secara komersial pada kisaran waktu awal 2026.
“Awal-awal 2026 itu sudah bisa dijual,” kata Roberth.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pertamina Patra Niaga kenalkan biosolar B40 untuk industri