Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga memastikan ketahanan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) pada delapan regional operasional nasional tetap aman selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengatakan perusahaan menaruh perhatian khusus pada wilayah rawan bencana, kawasan wisata, serta daerah dengan tingkat mobilitas dan perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026 yang tinggi, melalui penguatan rantai pasok dan distribusi lintas moda.
“Kami menaruh atensi pada wilayah rawan bencana dan memastikan pasokan tetap terjaga melalui jalur darat, laut, dan udara,” kata Mars Ega dalam konferensi pers Satgas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Pertamina Patra Niaga, di Jakarta, Senin.
VP Retail Business Support Pertamina Patra Niaga Beny Harto Wijaya menambahkan, kesiapan pasokan energi dijaga melalui Satgas Natal dan Tahun Baru yang disusun dalam empat pilar layanan, termasuk penguatan stok nasional dan pemantauan distribusi lintas wilayah.
“Untuk stok nasional, pasokan disiapkan di atas level normal dengan pemantauan waktu nyata melalui Command Center Satgas,” ujar Beny.
Di Regional I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Pertamina Patra Niaga memproyeksikan konsumsi gasoline meningkat 3,8 persen dan avtur naik 5,4 persen, sementara gasoil turun 2 persen. Regional ini ditopang 1.003 SPBU, 937 agen LPG siaga, serta 1.419 mobil tangki BBM dan 300 mobil tangki LPG.
Untuk Regional II Sumatera Bagian Selatan, kesiapan pasokan ditunjukkan dengan ketersediaan gasoline sebesar 345.852 kiloliter dan LPG 65.102 metrik ton, dengan ketahanan pasokan gasoline 3,4 hari, gasoil 6,5 hari, LPG 2,7 hari, serta avtur 8,2 hari.
Di Regional III Jawa Bagian Barat serta Regional IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, pengamanan pasokan difokuskan pada jalur tol dan kawasan wisata. Di Jawa Tengah dan DIY, konsumsi gasoline di SPBU Tol Semarang-Solo diproyeksikan meningkat hingga 70 persen, dengan ketahanan pasokan gasoline mencapai 14 hari dan LPG hingga 28 hari.
Regional V Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara ditopang ketahanan pasokan gasoline 8,62 hari, gasoil 6,38 hari, dan LPG 7,51 hari, dengan penguatan suplai avtur di bandara utama seperti Juanda, Ngurah Rai, dan Lombok seiring peningkatan penerbangan.
Sementara itu, di Regional VI Kalimantan, ketahanan pasokan gasoil mencapai 10,2 hari dan gasoline 4,9 hari, dengan dukungan lebih dari 1.400 lembaga penyalur BBM dan 515 agen LPG, termasuk penguatan layanan menuju kawasan Ibu Kota Nusantara.
Untuk Regional VII Sulawesi, konsumsi gasoil diproyeksikan naik 12 persen dan avtur meningkat 7,1 persen, dengan ketahanan pasokan pertamax mencapai 21 hari.
Di Regional VIII Papua dan Maluku, proyeksi lonjakan konsumsi tercatat paling tinggi, antara lain gasoil naik 15,6 persen dan minyak tanah meningkat 28,2 persen, dengan ketahanan pasokan LPG hingga 79 hari.
Pertamina Patra Niaga memproyeksikan konsumsi gasoline naik 3,2 persen selama masa satgas, sementara gasoil turun 7,6 persen, dengan penyaluran LPG diperkirakan meningkat 7,2 persen, avtur 5,2 persen, dan minyak tanah 4,3 persen dibandingkan kondisi normal.
Sebagai dukungan operasional nasional, Pertamina Patra Niaga menyiagakan 1.866 SPBU yang beroperasi 24 jam, 6.231 agen LPG siaga, 70 unit modular, serta 48 tenda kemasan di 50 titik jalur rawan kepadatan dan kawasan wisata.
Pemantauan pasokan dilakukan secara real time melalui Command Center Satgas, dengan koordinasi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana, TNI-Polri, serta pemerintah daerah selama masa libur akhir tahun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pertamina Patra Niaga memastikan pasokan energi aman selama Nataru
