Kali Code masih berpotensi banjir

id sungai code

Kali Code masih berpotensi banjir

Sungai Code (jogja.antaranews.com)

Jogja (ANTARA Jogja) - Potensi terbesar banjir lahar dingin di Yogyakarta selama musim hujan ini masih ada di sepanjang Kali Code, kata kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandrio.

"Sampai saat ini Kali Code masih rentan serta memiliki potensi terbesar terjadi banjir lahar dingin dibandingkan kali-kali lain di Yogyakarta. Karena itu perlu selalu diwaspadai," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Subandrio, potensi bencana tersebut karena badan kali mengalami penyempitan dan pendangkalan begitu memasuki kawasan kota.

"Badan kali tersebut telah mengalami penyempitan meskipun sekarang sudah dilakukan pembangunan dinding sungai namun daya tampung sungai sudah sangat rendah sehingga sangat rentan terjadi luapan," katanya.

Selain itu, jika dibandingkan dengan kali yang berada di sektor selatan lainnya seperti Kali Gendol, serta Kali Woro, menurut Subandrio, Kali Code yang merupakan terusan dari Kali Boyong tersebut memiliki jumlah permukiman paling banyak sehingga perlu diwaspadai.

Saat ini, kata dia, aspek material lepas sisa erupsi di lereng Gunung Merapi masih cukup besar sekitar 70 juta meter kubik, meskipun jumlah tersebut sudah menurun dari awal 2011 yang masih sebanyak 130 juta meter kubik.

Sementara itu, Direktur Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Junun Sartohadi mengatakan potensi banjir lahar dingin dari puncak Gunung Merapi yang diperkirakan terjadi pada musim hujan di Yogyakarta tidak terlalu berbahaya.

"Banjir lahar dingin yang diperkirakan terjadi masih dalam tataran aman dan tidak terlalu membahayakan," katanya.

Menurut Junun, banjir lahar dingin pada awal 2011 pascaerupsi tidak bisa disamakan dengan potensi yang diperkirakan terjadi pada pertengahan Desember mendatang.

Hal itu, kata dia, disebabkan sisa erupsi pada awal 2011 memiliki volume cukup banyak sedangkan pada tahun ini cukup rendah dan tidak ada pasokan material baru.

Namun demikian, kata dia, masyarakat Yogyakarta khususnya yang tinggal di sepanjang sungai jalur aliran lahar dingin harus tetap meningkatkan kewaspadaan.

(KR-LQH)