Sebagian mualaf Tengger Lumajang hadiri Yadnya Kasada

id sebagian mualaf tengger

Sebagian mualaf Tengger Lumajang hadiri Yadnya Kasada

Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo (Foto antaranews.com)

Lumajang (Antara Jogja) - Sebagian mualaf Suku Tengger di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menghadiri upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo yang digelar Selasa hingga Rabu (24/7).

"Mereka tidak mengikuti ritual upacara Kasada, namun hanya datang untuk rekreasi dan menjalin silaturahmi sesama warga Tengger yang sebagian besar berkumpul di Gunung Bromo," kata tokoh masyarakat Tengger di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Martiam.

Menurut dia, upacara Yadnya Kasada Bromo merupakan salah satu kegiatan untuk menjaga kelestarian budaya dan menjalin silaturahmi warga Tengger di empat kabupaten di Jawa Timur yakni Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Pasuruan dan Malang.

"Warga Tengger baik yang beragama Islam maupun Hindu saling menjaga toleransi umat beragama, sehingga perbedaan agama tidak pernah menimbulkan konflik dan kami hidup damai berdampingan," ucap Pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa Argosari itu.

Martiam mengakui bahwa tidak semua mualaf Tengger di Lumajang menghadiri upacara Kasada tahun ini karena pelaksanaan upacara untuk menghormati leluhur warga Tengger itu bertepatan dengan Bulan Ramadhan.

"Mualaf Tengger yang datang ke upacara Kasada tetap menjalankan ibadah puasa, namun mereka tidak mengikuti prosesi ritual warga Tengger yang memeluk agama Hindu tersebut," katanya.

Ia menjelaskan Suku Tengger di Lumajang biasanya membawa sesajen yang berisi hasil bumi atau pertanian mereka untuk dipersembahkan dalam upacara Yadnya Kasada di gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut itu.

"Sisa sesajen yang sudah diberi doa akan dibawa pulang ke Lumajang, selanjutnya akan diletakkan di sejumlah sumber mata air di Desa Argosari yang dipercaya Suku Tengger dapat membawa berkah untuk meningkatkan hasil panennya," katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari mengatakan pihaknya membatasi jumlah pengunjung yang menyaksikan prosesi ritual Kasada di kawah Gunung Bromo demi keselamatan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pemuka agama setempat tentang hal itu dan pengunjung secara bergantian dapat menyebar di sepanjang bibir kawah Bromo maksimal 500 orang.

Terlalu banyak orang yang berada di bibir kawah dapat membahayakan keselamatan pengunjung," katanya.

(KR-FQH)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024