Makna filosofis jadi daya tarik "Paes Ageng"

id tata rias

Makna filosofis jadi daya tarik "Paes Ageng"

Ilustrasi (Foto Antara/Noveradika)

"Hampir semua perias mengakui bahwa gaya tata rias `Paes Ageng` ini memang rumit, namun Paes Ageng ala Keraton Yogyakarta memiliki detail indah dan kaya makna," kata Tri.
Sleman (Antara Jogja) - Makna filosofi dan aura kecantikan yang terpancar dari tata rias khas Raja Keraton Yogyakarta menjadi alasan ketertarikan banyak calon pengantin memilih menggunakan tata rias "Paes Ageng" dibanding corak modern.

"Fenomena itulah yang kemudian ditangkap para perias pengantin di Yogyakarta dalam upaya mengembangkan bisnis riasnya," kata perias profesional di Yogyakarta Tri Widarti, Jumat.

Dengan ketekunannya belajar dan mencoba, ibu tiga anak ini sukses mengibarkan bendera Wiwied Kembar Salon miliknya menjadi pusat segala kebutuhan pernikahan, one stop wedding, dengan spesifikasi gaya "Paes Ageng".

"Hampir semua perias mengakui bahwa gaya tata rias `Paes Ageng` ini memang rumit, namun Paes Ageng ala Keraton Yogyakarta memiliki detail indah dan kaya makna," kata Tri.

Ia mengatakan, hal itulah alasan utama kenapa makin banyak calon pengantin yang tertarik dan kepingin dirias dengan gaya "Paes agengl ini di hari pernikahannya.

"Namun kami juga senang melihat peminat gaya rias pengantin tradisional Yogyakarta terus melebar sampai ke luar kota bahkan luar pulau," katanya.

Tri Widarti yang merupakan pengurus paguyuban perias DPC Harpi Melati Kabupaten Sleman ini, mengatakan, tidak jarang dirinya diundang untuk merias pengantin di luar Kota Yogyakarta seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dan lainnya.

"Ciri khas paling menonjol dalam gaya rias `Paes Ageng` adalah cengkorongan, yakni lengkung-lengkung cantik yang dilukis di dahi mempelai perempuan, terdiri lengkung pangunggul, pangapit, dan panitis," katanya.

Ia mengatakan, siliran bunga mawar tersebut merupakan lambang bahwa mempelai perempuan masih suci.

"Meskipun versi kontemporernya berkembang sedemikian rupa, ada dua pakem yang nyaris tak pernah hilang dari `make up` Paes Ageng. Alis mata dibentuk bercabang sebagaimana tanduk rusa, binatang elok yang spirit ketangguhannya diharapkan menyatu dalam diri mempelai," katanya.

Di antara kedua alis, kata dia, terlukis citak, stiliran daun sirih sebagai penolak bala.

Di kalangan perias pengantin Yogyakarta, Tri Widarti dikenal sebagai perias yang memiliki kelebihan sebagai pelukis alis yang istimewa. (V001)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024