Petani Bantul mulai terdampak perubahan iklim

id ktna

Petani Bantul mulai terdampak perubahan iklim

Petani jagung di Bulak Mandingan, Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mensinyalir sebagian petani wilayah setempat mulai merasakan dampak perubahan iklim akibat adanya fenomena alam El Nino.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bantul, Suroto di Bantul, Jumat, mengatakan, dampak El Nino mulai terasa pada pertanian padi khususnya yang jauh dari sumber air sungai dan hanya mengandalkan sumur pompa.

"Kalau lahannya yang gampang dialiri air dari Sungai Progo atau Dam Kamijoro di wilayah Pajangan aman, tidak parah, namun tidak aman bagi yang jauh dari sumber irigasi itu," katanya.

Menurut dia, kondisi ini sangat tidak diduga petani sebelumnya, sebab kekurangan air untuk mengairi lahan pertanian ini terjadi di bulan-bulan yang biasanya berada pada musim hujan.

Ia mengatakan, lahan pertanian yang kesulitan air di musim hujan saat ini karena jauh dari saluran irigasi teknis menurutnya harus diselamatkan dengan pompa air dengan menggunakan mesin diesel.

Suroto mencontohkan, untuk mengairi lahan pertanian seluas 1600 meter persegi menggunakan bantuan pompa diesel selama enam jam membutuhkan empat liter bahan bakar minyak tiap harinya.

"Ini otomatis mengakibatkan sarana produksi pertanian naik, biaya produksi jadi lebih mahal," kata petani asal Kecamatan Sanden ini.

Sementara itu, petani asal Desa Timbulharjo, Bantul, Jaelani mengatakan, dirinya merasa was-was dengan musim yang terjadi saat ini, sebab biasanya pada Desember-Januari terjadi hujan dengan intensitas tinggi, namun tidak dirasakan.

"Kemarin-kemarin sempat hujan, namun beberapa hari terkhir tidak ada hujan turun deras. Padahal kalau tahun-tahun lalu biasanya bulan Januari itu hujannya deras," kata dia. ***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024