Kubah burung endemik Indonesia jadi prioritas sumbangan konservasi

id dome

Kubah burung endemik Indonesia jadi prioritas sumbangan konservasi

Dari (kiri ke kanan) Direktur TSI Cisarua Frans Manansang, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Tachrir Fathoni dan Presiden Gunma Safari Park Jepang Kunihiko Takahashi usai penyerahan sumbangan, Selasa (23/2) ((ANTARA FOTO/Huma

Bogor (Antara Jogja) -  Pembangun kubah (dome) burung-burung endemik Indonesia yang statusnya terancam punah menjadi program prioritas sumbangan untuk kepentingan konservasi dari Gunma Safari Park, Jepang, kata pegiat konservasi satwa Frans Manansang.

"Pernyataan itu disampaikan oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr Tachrir Fathoni  ketika menerima dana konservasi sebesar 1 juta yen yang diserahkan Presiden Gunma Safari Park Kunihiko Takahashi," kata Frans Manansang, direktur lembaga konservasi "ex-situ" (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia, Cisarua, kepada Antara di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Ia mengatakan dana konservasi sebesar 1 juta yen itu  diserahkan oleh Presiden Gunma Safari Park Jepang  Kunihiko Takahashi, dan diterima oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Tahrir Fathoni, di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Sabtu (20/2), yang disaksikan pejabat KLHK dan beberapa utusan dari Gunma Safari Park Jepang.

Pemberian dana konservasi itu, kata dia, merupakan hasil kerja sama "sister park" antara Taman Safari Indonesia dengan Gunma Safari Park, Jepang sejak tahun 2000, yang diprakarsai oleh Duta Besar RI di Tokyo.

"Masyarakat Jepang, melalui kerja sama 'sister park' antara Taman Safari Indonesia dengan Gunma Safari Park Jepang untuk 2016 ini memberikan dana konservasi satwa sebesar 1 juta yen kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," katanya.

Dalam kerja sama "sister park" tersebut, katanya, TSI menyelenggarakan kegiatan Indonesia Festival  --ang berlangsung hingga saat ini -- dengan memperkenalkan budaya dan keanekaragaman hayati Indonesia.

    
                                                    10 persen

Sementara itu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Tachrir Fathoni mengatakan dalam pembangunan nasional jangka menengah lima tahun, pemerintah mempunyai program prioritas untuk meningkatkan populasi 25 satwa terancam punah.

"Prioritas sebesar 10 persen dalam jangka waktu 2015-2019," katanya.

Program itu, kata dia, juga didukung dengan pembangunan 50 unit suaka satwa atau "sanctuary" dan peningkatan jumlah jenis yang ditangkarkan di lembaga konservasi.

"Berkenaan dengan hal tersebut, kami ingin donasi konservasi dari Gunma Safari Jepang mulai tahun ini akan kami arahkan untuk mendukung program prioritas tersebut,  yaitu dengan membangun kubah burung-burung terancam punah dan endemik," katanya.

Saat ini, kata dia, sebagaimana juga perhatian Presiden Joko Widodo, burung menjadi isu yang utama secara nasional.

Pembangunan kubah burung itu, kata dia, rencananya diprioritaskan di Taman Wisata Alam (WTA) Angke-Kapuk,  Jakarta dan di Surabaya, Jatim.

Frans Manansang menambahkan atas petunjuk dari Kementerian LHK sumbangan dari Gunma Safari Park untuk 2016 akan langsung diterima oleh pemerintah yang kemudian diserahkan kepada TSI dan selanjutnya akan dikelola untuk memfasilitasi sarana dan prasarana program konservasi di Indonesia.

Dalam kaitan itu TSI bertanggung jawab terhadap penggunaan dana tersebut.

"Kami berharap kegiatan tersebut tidak sampai di sini saja, dan tetap berlanjut sampai tahun-tahun yang akan datang," katanya.

A035
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024