GKR Hemas sesalkan peristiwa pembubaran Lady Fast

id Lady Fast

GKR Hemas sesalkan peristiwa pembubaran Lady Fast

GKR Hemas (Foto: jogja.antaranews.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Istri Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu Hemas menyesalkan pembubaran paksa acara Lady Fast 2016 yang diselenggarakan komunitas perempuan Kolektif Betina di daerah Bugisan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (2/4) malam.

"Kemarin itu sebetulnya diskusi, mungkin filmnya dianggap tidak sesuai tapi apakah mereka sudah melihat filmnya isinya apa," kata Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di Keraton Kilen, Yogyakarta, Jumat.

Lady Fast 2016 yang diselenggarakan di ruang komunitas seni Survive Garage, Bugisan Bantul, sedianya memiliki susunan agenda mencakup diskusi mengenai berbagai isu perempuan, lokakarya pemutaran film serta workshop musik yang digelar secara terbatas.

Menurut GKR Hemas, pembubaran paksa oleh kelompok ormas tertentu tersebut semakin memberikan kesan bahwa Yogyakarta tidak lagi memberikan rasa aman bagi warganya.

"Mau tidak dibilang Yogyakarta sekarang bukan Yogyakarta yang dulu. Padahal mereka yang begitu (melakukan pembubaran) itu pendatang, bukan orang Yogya, yang ingin merusak Yogyakarta," kata Hemas yang juga Wakil Ketua Dewan Prwakilan Daerah (DPD) RI itu.

Akibat pembubaran itu, menurut Hemas, banyak relasi serta kerabatnya di dalam dan luar negeri yang mengeluhkan dan mempertanyakan kondisi Yogyakarta saat ini. "Mereka mempertanyakan mengapa Yogyakarta sekarang seperti itu, banyak yang menebar rasa curiga dan menyamaratakan dengan persoalan lain," kata dia.

Menurut Hemas, berdasarkan informasi yang diterima, Lady Fast 2016 di antaranya mendiskusikan situasi kemiskinan yang terkait dengan persoalan perempuan dengan melibatkan para akademisi. "Yang hadir itu pakar-pakar dari Universitas Indonesia (UI) yang akan menjelaskan dan mendiskusikan di situ," kata dia.

Agar peristiwa yang sama tidak terulang, Hemas berharap aparat kepolisian dapat melakukan perubahan dalam mendekati setiap persoalan.

Ia menyayangkan sikap kepolisian yang justru melakukan pemanggilan terhadap panitia penyelenggara acara, bukan oknum-oknum yang melakukan pembubaran paksa. "Yang dipanggil mereka-mereka, bukan yang menyerang," kata dia.



(T.L007/B/S023/S023) 08-04-2016 21:10:49