Yogyakarta, 29/7 (Antara) - Kampung Ledok Tukangan, kota Yogyakarta ditetapkan oleh PT Pertamina menjadi "Kampoeng Bright Gas" pertama di Indonesia yang ditujukan sebagai bagian kampanye penggunaan elpiji nonsubsidi kepada masyarakat.
"Harapannya, dari Kampung Ledok Tukangan ini bisa berkembang ke kampung-kampung lain yang secara mandiri menyatakan bahwa kampung mereka menjadi kampung bright gas. Artinya, sudah ada kesadaran warga untuk tidak menggunakan elpiji bersubsidi," kata General Manager PT Pertamina Marketing Operation Regional IV Ibnu Chouldum di Yogyakarta, Sabtu.
Di Kampung Ledok Tukangan, sebagian besar warga atau sekitar 60 persen sudah menggunakan elpiji nonsubsidi. Di kampung tersebut terdapat 55 kepala keluarga (KK) dan sebanyak 33 KK di antaranya sudah menggunakan elpiji nonsubsidi baik 12 kg, bright gas 12 kg atau bright gas 5,5 kg.
Kampanye penggunaan "bright gas" di Kampung Ledok Tukangan dilakukan dalam berbagai bentuk, di antaranya membangun gapura, taman, mural, renovasi tempat usaha serta pengecatan rumah warga menggunakan warna pink cerah sesuai warna tabung bright gas.
"Selain itu, masyarakat juga bisa menjadi agen penyaluran bright gas sehingga warga bisa memperolehnya dengan mudah," kata Ibnu yang memastikan bahwa stok bright gas akan selalu tersedia.
Satu tabung bright gas 5,5 kg berikut isinya dapat dibeli dengan harga Rp320.000, sedangkan untuk isi ulang Rp62.000.
PT Pertamina, kata dia, juga sudah meminta seluruh pangkalan elpiji tiga kilogram untuk bisa menjual bright gas 5,5 kg.
"Jika penggunaan bright gas semakin meluas, maka jumlah elpiji bersubsidi yang didistribusikan akan otomatis berkurang. Kami selalu mendistribusikan elpiji tiga kilogram dengan jumlah sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.
Ibnu menambahkan, bright gas 5,5 kg memiliki berbagai keuntungan jika dibanding elpiji tiga kilogram, di antaranya lebih hemat, aman dan ringan karena tabung bright gas dilengkapi dua katup sehingga meminimalisasi kebocoran gas.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, penetapan Kampung Ledok Tukangan sebagai Kampoeng Bright Gas harus diimbangi dengan komitmen masyarakat untuk mulai beralih menggunakan elpiji nonsubsidi.
"Jangan menjadi masyarakat yang bangga karena memperoleh subsidi terus menerus. Jika memang sudah mampu, maka sebaiknya tidak menggunakan elpiji bersubsidi karena bukan lagi menjadi haknya," katanya.
Ia pun berharap agar keberadaan "Kampoeng Bright Gas" di Ledok Tukangan itu bisa diikuti kampung-kampung lain di Kota Yogyakarta. ***1***
Berita Lainnya
Pertamina mengingatkan elpiji subsidi untuk usaha mikro dan orang miskin
Rabu, 26 Juni 2024 17:01 Wib
Bright Vachirawit "kesengsem" lato-lato
Minggu, 29 Januari 2023 6:40 Wib
Bright Vachirawit sapa penggemar Indonesia dengan tiga lagu
Sabtu, 28 Januari 2023 23:58 Wib
Fakta aktor pemeran "F4 Thailand"
Minggu, 12 Desember 2021 10:37 Wib
Jadwal Liga Inggris: bisakah Chelsea bangkit di Derbi London Barat?
Sabtu, 16 Januari 2021 6:30 Wib
Yogyakarta mengganti puluhan tabung elpiji bersubdisi dengan bright gas
Selasa, 17 Desember 2019 16:38 Wib
Dinas Perdagangan terus sosialisasikan penggunaan elpiji nonsubsidi
Jumat, 15 September 2017 22:43 Wib
Pengguna bright gas Bantul meningkat 10 persen
Sabtu, 22 April 2017 20:59 Wib