Pemkab dorong pelaku usaha mengurus IUMK

id usaha kecil

Pemkab dorong pelaku usaha mengurus IUMK

Child Fund Indonesia (CFI) memberdayakan anak muda usia 15 sampai 23 tahun di Kabupaten Kulon Progo dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan usaha kecil dan menengah berbasis potensi lokal dalam rangka mencegah perdagangan manusia. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk mengurus surat izin usaha mikro kecil supaya mudah mengakses bantuan dan pinjaman dari perbankan.

"Untuk mendapatkan surat izin usaha mikro kecil (IUMK) tidak susah, bisa mengurusnya di kantor kecamatan," kata Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kulon Progo Ch. Tri Subekti Widayati di Kulon Progo, Minggu.

Menurut dia, pelaku usaha bisa mendapat bantuan modal, berasal dari tanggung jawab sosial perusahaan utamanya Badan Usaha Milik Negara, melalui bank yang ditunjuk dengan kredit usaha rakyat dengan bunga ringan.

"IUMK ini akan mempermudah pelaku usaha mengakses modal, khususnya modal tanpa agunan," katanya.

Selain itu, lanjut Tri Subekti, Dinas Koperasi dan UKM berupaya memberikan kemudahan dalam membantu permodalan pelaku usaha dan industri rakyat.

"Salah satu langkah yang ditempuh adalah memfasilitasi pelaku usaha dalam meraih pinjaman yang merupakan program kementerian, misalnya berbentuk KUR," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan, Dewantoro Dewantoro mengatakan kontribusi sektor industri terhadap produk domestik regional bruto?(PDRB) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

"Pada 2010, sektor industri baru menyumbang Rp400 miliar, pada 2017 sudah mencapai Rp1 triliun. Yang pasti, IKM berkembang dengan meningkatnya omzet, namun tidak meningkat spektakuler karena cara perpikirnya masih agraris, belum semua beralih ke industri," kata Dewantoro.

Untuk itu, kata Dewantoro, Dinas Perdagangan sedikit demi sedikit mengubah cara perpikir masyarakat dengan memberikan pelatihan dan keterampilan sesuai minat masyarakat. Dinas Perdagangan juga melakukan pendampingan hingga membantu mencarikan pangsa pasar.

"Cara berpikir masyarakat yang masih agraris, kami susupi dengan wacana perkembangan zaman seperti apa," katanya.



(U.KR-STR)