Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Forum Symposium serta forum diskusi terbatas dalam Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018 yang dihelat 2-6 Oktober di Yogyakarta mendorong perluasan pasar batik nasional di kancah dunia.
"Harapannya batik bisa menembus pasar yang lebih luas pada tata niaga dunia dengan meletakkan kembali statusnya sebagai hasil mahakarya dari perjalanan seni kerajinan bangsa Indonesia," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas saat menyampaikan hasil JIBB 2018 di Bale Raos, Kompleks Keraton Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Hemas, Forum Symposium serta diskusi forum terbatas dalam JIBB 2018 juga menyimpulkan bahwa batik merupakan "folk art craft" (seni kerajinan rakyat) yang telah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat nasional dan beberapa konsumen dunia.
Ia mengatakan melalui diplomasi budaya batik yang lebih intensif ke masyarakat dunia, termasuk sertifikasi Geographical Indication (GI), batik akan dikenal sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia, terutama lagi citra budaya Jawa yang adiluhung yang tersirat di batik.
Ke depan, menurut istri Gubernur DIY Sultan HB X ini, kolaborasi antara kota-kota yang telah dipilih oleh Dewan Kerajinan Dunia atau World Craft Council (WCC) sebagai Kota Kerajinan Dunia perlu ditingkatkan melalui program bersama yang sinergis.
Upaya itu, diperlukan untuk mencapai peningkatan kualitas dan kreatifitas produk sebagai komitmen terhadap gerakan ramah lingkungan dan kehidupan berkelanjutan.
Ia berharap pertemuan dalam JIBB 2018 dapat menambah keyakinan bersama untuk menjaga kelestarian produk budaya unggul batik dan meningkatkan fungsi dan tampilannya untuk kehidupan modern.
"Dengan tetap diproses secara benar sebagaimana pakem proses batik yang diwariskan dari nenek moyang bangsa Indonesia," kata dia.
Menurut dia, kehadiran pimpinan WCC dan tokoh-tokoh organisasi kerajinan dari berbagai negara, para pengamat dan pencinta batik, serta penggiat seni kerajinan batik dari berbagai daerah di Indonesia dalam JIBB 2018 menjadi pertanda komitmen dunia dan Indonesia terhadap kerajinan tangan termasuk batik.
"Kerajinan tangan termasuk batik menjadi kekuatan ekonomi berbasis budaya yang penting di perekonomian dunia," kata dia.
Ketua Panitia Pelaksana JIBB 2018, Tazbir menyebutkan JIBB 2018 yang mengusung tema "Innovation for Sustainable Future" digelar oleh Dekranasda DIY sebagai bentuk tanggung jawab Yogyakarta yang telah dinobatkan sebagai "Kota Batik Dunia" oleh World Craft Council (WCC) di Dongyang, Tiongkok pada 2014.
JIBB 2018 yang dihadiri para peserta dari seluruh Indonesia dan negara sehabat itu di antaranya meliputi beragam pameran batik klasik dan koleksi batik Keraton Nusantara (di Pagelaran Keraton), Bazar batik (Benteng Vredeburg), pameran batik Indonesia, batik fashion, serta batik indentitas wilayah (Taman Budaya Yogyakarta), Batik dalam Seni Rupa dan Seni Rupa Kontemporer (Jogja Gallery).
Dalam acara tahunan itu juga berlangsung simposium tentang batik, serta lokakarya pewarnaan alam yang akan dipandu oleh ahli pewarna alam dari Thailand dan Taiwan di Kampung batik, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.
(T.L007)
Berita Lainnya
Blaise Matuidi pensiun
Sabtu, 24 Desember 2022 6:43 Wib
Kroasia jangan terlena Piala Dunia 2018
Rabu, 23 November 2022 7:09 Wib
Menteri BUMN: Pembukaan PON XX nyaris mengalahkan Asian Games 2018
Minggu, 3 Oktober 2021 23:30 Wib
Jurgen Klopp tidak tertarik balas dendam final Liga Champions 2018
Selasa, 6 April 2021 11:58 Wib
Perda KTR Yogyakarta berlaku sejak 2018 belum menerapkan sanksi denda
Rabu, 24 Maret 2021 16:15 Wib
Soal honor AG 2018, Sesmenpora: kami tak menahan tapi berhati-hati
Sabtu, 11 Juli 2020 18:44 Wib
Qatar dan Rusia membantah tudingan suap Piala Dunia
Rabu, 8 April 2020 6:10 Wib
Abdul Idol rilis lagu baru Up to the Sky
Sabtu, 7 Maret 2020 3:20 Wib