SPSI Gunung Kidul minta kenaikan UMK 2019

id buruh

SPSI Gunung Kidul minta kenaikan UMK 2019

Ilustrasi buruh garmen (Foto ANTARA)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan ada kenaikan Upah Minimum Kabupaten 2019 paling sedikit 7,5 persen dari upah yang berlaku sekarang untuk meningkatkan kesejahteraan buruh.
     
"Kami mengusulkan kenaikan UMK Gunung Kidul 2019 minimal naik 7,5 persen dari UMK tahun lalu," kata Sekretaris DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Gunung Kidul Agus Budi Santoso di Gunung Kidul, Jumat.
     
Dia mengatakan UMK 2018 Gunung Kidul sebesar Rp1.454.200. Besaran kenaikan ini melihat kebutuhan pokok yang semakin meningkat di Gunung Kidul. 
     
Tuntutan keniakan ini wajarlah jika melihat laju inflasi dan harga kebutuhan pokok yang ada di Gunung Kidul," katanya.
     
Agus mengatakan kondisi perburuhan di Gunung Kidul cukup stabil dan perselisihan pekerja sangat minim. Perselisihan tetap ada, tetapi justru bukan terkait dengan UMK melainkan hanya perselisihan sepele seperti "job description" yang tidak jelas sehingga menyebabkan konflik antar pekerja.
     
Ketua SPSI Gunung Kidul Budiyono menambahkan buruh di Gunung Kidul sangat memahami kondisi kabupaten ini sekarang. Namun demikian, pihaknya tetap mengusulkan untuk menaikan upah tidak lepas dari kondisi di masyarakat yang berkaitan dengan harga-harga kebutuhan pokok.
     
Hal ini karena pengaturan upah sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah 78/2015 tentang Pengupahan. "Eengan mekanisme penetapan berdasarkan laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi, tapi kami tetap akan berjuan agar upah buruh bisa naik,” katanya.
     
Dia menjelaskan saat ini, ada puluhan perusahaan yang beroperasi di Gunung Kidul, namun skalanya masih kecil dan belum menjadi industri. Ada sekitar 5.300 buruh yang bekerja. Pihaknya mendapatkan informasi jika minggu depan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gunung Kidul akan menggelar pertemuan tripartit antara serikat pekerja, pengusaha dan pemerintah.
       
"Kami berharap pertemuan tersebut membuahkan hasil dan memihak pada nasib buruh di Gunung Kidul," harapnya.