Sleman (ANTARA) - Forum Komunikasi Sungai Sleman (FKSS) menilai aktivitas penambangan material golongan C secara liar di sejumlah aliran sungai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang masih marak terjadi dapat mengancam ekosistem sungai.
"Dampak kerusakan yang ditimbulkan dari aktivitas penambangan liar bisa sangat besar. Penambangan pasir di sungai yang tidak memperhatikan ekologi akan mengganggu ekosistem sungai," kata Ketua FKSS AG Irawan di Sleman, Jumat.
Menurut dia, material di sungai seperti batu, kerikil, dan pasir memiliki fungsi yang vital sebagai penyeimbang ekosistem. Kerikil dan batuan bersifat menyerap bakteri atau kuman yang dibawa arus sungai.
"Sehingga kejernihan air yang ada di sungai akan sangat bergantung seberapa banyak batuan atau kerikil di dalam sungai," katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya dapat dimaklumi jika dalih masyarakat yang melakukan aktivitas pertambangan itu adalah ekonomi, namun jangan sampai mengganggu ekologi.
"Apalagi jika aktivitas penambangan sampai menghilangkan mata air yang ada di pinggir-pinggir sungai," katanya.
Irawan mengatakan, aktivitas ilegal di sungai tersebut masih banyak dilakukan. Paling banyak di aliran Sungai Kuning atau pada sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Saatnya pemerintah mulai tegas dalam menindak dan mengatur aktivitas penambangan. Jika tidak berizin, ya pemerintah wajib segera menindak tegas dan dipasang papan larangan penambangan," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat dan komunitas juga terus mengingatkan agar pemerintah tegas menindak pelanggaran-pelanggaran di sungai apapun itu bukan hanya pertambangan.
Sementara aktivitas penambang pasir di aliran Sungai Bedog di Kecamatan Mlati, Sleman dikeluhkan warga.
Masyarakat khawatir jika nantinya akan merusak tanggul atau bendungan di aliran Sungai Bedog.
Meskipun sudah tidak banyak, namun tetap saja ada yang menambang pasir di Sungai Bedog," kata Hadi, warga Dusun Jaten, Sendangadi, Mlati.
Menurut dia, pada saat musim kemarau seperti ini jumlah penambang pasir bertambah. Biasanya, para penambang pasir ini beroperasi saat pagi atau pada malam hari.
"Waktu kemarau aktivitas penambangan marak, kalau hujan aliran sungainya deras jadi tidak berani," katanya.
Hadi mengatakan, warga sudah sempat memperingatkan agar para penambang yang merupakan warga dari luar desa untuk berhenti. Namun tidak digubris.
"Tidak mau berhenti, bahkan dulu karena ada penambangan liar tebing di Sungai Bedog longsor," katanya.
Aktivitas pertambangan di Sungai Bedog di wilayah tersebut saat ini masih berlangsung. Setidaknya ada tujuh orang penambang. Bahkan penambangan ada yang dilakukan di dekat bangunan bendungan.
Berita Lainnya
Pelajar harus proaktif melaporkan pungutan liar di sekolah
Kamis, 7 Maret 2024 3:34 Wib
Polisi turunkan drone terbang liar di venue F1 Powerboat
Sabtu, 2 Maret 2024 20:16 Wib
Gegara balap liar, tiga orang meninggal
Selasa, 13 Februari 2024 10:59 Wib
Lembaga konservasi dukung pengelolaan tumbuhan-satwa liar Indonesia
Rabu, 31 Januari 2024 4:33 Wib
Sidak pembuangan sampah liar, Satpol PP Bantul jaring sejumlah orang
Kamis, 7 Desember 2023 15:09 Wib
Kejahatan serius, perburuan liar satwa dilindungi Indonesia
Jumat, 10 November 2023 1:19 Wib
Petugas BTN Baluran tangkap pemburu satwa dilindungi
Senin, 16 Oktober 2023 6:42 Wib
BTN Baluran Situbondo, Jatim, melepasliarkan trenggiling
Sabtu, 7 Oktober 2023 6:46 Wib