Kirab budaya akan meriahkan puncak upacara adat Saparan Bekakak

id Saparan Bekakak,Disbud Sleman ,Ogoh-ogoh,Sleman

Kirab budaya akan meriahkan puncak upacara adat Saparan Bekakak

Upacara adat Saparan Bekakak 2019. Foto Antara/HO/Disbud Kabupaten Sleman

Sleman (ANTARA) - Kirab budaya bregodo dan berbagai atraksi kesenian akan memeriahkan puncak upacara adat Saparan Bekakak yang digelar masyarakat Desa Ambarketawang, Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (18/10) pukul 14.00 WIB.

"Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan kirab budaya upacara adat Saparan Bekakak akan dimeriahkan  pasukan 'Ogoh-Ogoh', 'Gendruwo' dan 'Wewe Gombel'," kata Ketua Panitia Saparan Bekakak Bambang Cahyono di Sleman, Selasa.

Menurut dia, rangkaian pelaksanaan upacara adat sudah diawali sejak 28 September berupa pasar malam dan gelar potensi seni budaya, yang meliputi jathilan, tari-tarian, campursari, kethoprak, wayang kulit, dan pameran UMKM.

"Pada Kamis (18/10) mulai pukul 10.00 – 11.30 WIB pasangan bekakak (boneka sepasang pengantin dari ketan) dan berbagai gunungan dapat dilihat oleh masyarakat umum di Balai Desa Ambarketawang," katanya.

Kemudian, mulai pukul 13.00 – 14.00 WIB dilantunkan gending uyon-uyon atau karawitan.

Pada pukul 14.00 WIB Sepasang Bekakak, Tirto Dono Jati diarak menuju lapangan Kademangan Ambarketawang untuk mengawali prosesi acara.

"Pukul 15.00 WIB upacara seremonial dimulai dengan laporan wiromanggolo, fragmen tari, pemecahan kendi, dan dilanjutkan pelepasan burung merpati putih.

"Setelah prosesi tersebut dilanjutkan dengan prosesi kirab yang didukung oleh bregada utama," katanya.

Sedangkan bregada utama yang terlibat yakni Bregada Mejing Kidul, Delingsari, Gamping Kidul, Gamping Lor, dan berbagai bregada dan peserta kirab budaya menuju petilasan di Gamping Kidul dan petilasan Gunung Gamping di Tlogo untuk dilakukan penyembelihan bekakak.

Kepala Dinas Kebudayan Kabupaten Sleman Aji Wulantara mengatakan bahwa upacara adat Saparan Bekakak merupakan event budaya unggulan yang telah masuk dalam kalender event Kabupaten Sleman maupun Propinsi DIY.

"Bahkan gaungnya sudah menasional. Kehadirannya sangat dinanti-nantikan warga Yogyakarta dan Jawa Tengah, bahkan oleh wisatawan luar daerah serta mancanegara yang sedang berada di Yogyakarta," katanya.

Menurut dia, upacara adat yang sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya ini tetap dipertahankan hingga kini untuk mengenang perjuangan dan kesetiaan abdi dalem Kraton Yogyakarta bernama Ki Wiro Suto terhadap Sri Sultan HB I.

Sehubungan dengan hal tersebut pihaknya mengharapkan para pengunjung dan wisatawan agar tertib khususnya ketika kirab berlangsung sehingga tidak menggangu pelaksanaan kirab tersebut.

"Mengingat pelaksanaannya menggunakan jalur transportasi umum, yaitu sebagian ruas jalan nasional, yakni Jalan Wates dan ring road barat, maka pelaksanaan upacara adat ini sedikit banyak mengganggu pengguna jalan," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya minta maaf kepada masyarakat umum atas penutupan sementara beberapa jalur untuk pelaksanaan kirab.

Pengalihan arus dari arah barat di Jalan Wates akan dilakukan di pertigaan Klangon ke arah utara menuju Gedongan dan Tempel, pertigaan Universitas Mercubuana ke utara menuju Godean, dan perempatan Depok di sebelah timur SPBU Ambarketawang ke arah utara.

Sedangkan dari arah timur akan dilakukan pengalihan di perempatan ringroad Pelemgurih ke arah utara.
Pewarta :
Editor: Eka Arifa
COPYRIGHT © ANTARA 2024