Pintar Tanoto Foundation-UNY berkolaborasi latih pembelajaran berbasis aplikatif

id pintar,tanoto foundation,uny

Pintar Tanoto Foundation-UNY berkolaborasi latih pembelajaran berbasis aplikatif

Dr Nurkolis sedang memberikan arahan program (HO-Tanoto Foundation)

Yogyakarta (ANTARA) - Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (Pintar) Tanoto Foundation berkolaborasi dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memberikan pelatihan untuk guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah dilatih untuk melakukan kegiatan pembelajaran berbasis aplikatif, kritis, dan analitis serta mendorong munculnya penulis dan penemu cilik di kelas sebagai outputnya.

"Peserta berasal dari sekolah-sekolah mitra jenjang SD di Kabupaten Sleman. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan tujuan utama dari mata pelajaran, misalnya pada penalaran, pembuktian, representasi, koneksi, komunikasi, dan proses: penyelidikan, penemuan, dan pemecahan masalah," kata Fasilitator Program Pintar dan Dosen PGSD UNY Supartinah di sela pelatihan Praktik Baik Pembelajaran dan Budaya Baca di Yogyakarta, Rabu.

Ia menjelaskan setiap mapel memiliki karakteristik tertentu dan memberikan keterampilan masing-masing. Namun, beberapa kemampuan dan keterampilan memiliki irisan dan tujuan yang sama. Peserta diajak untuk mengalami dengan cara melakukan percobaan, membuat atau berkreasi dan mengamati langsung objek yang dipelajari.

Peserta juga harus bekerja sama dan berkolaborasi untuk menemukan permasalahan dalam konteks yang berbeda-beda, mendesain dan mempresentasikan di depan kelas dengan pemodelan, sehingga mendorong rasa percaya diri. Terakhir merefleksi kekurangan semua aspek pembelajaran yang sudah dilangsungkan yang menjadikan mereka kritis terhadap lingkungannya.

Dalam beberapa mapel, pemodelan ini juga nanti bisa dikembangkan dalam banyak topik, misalnya tentang penyikapan terhadap pandemi corona. Di mapel Bahasa dan IPS mereka bisa melakukan analisis dampak sosial dan bagaimana upaya menanganinya, Mapel IPA bisa melakukan kegiatan penelitian tentang rempah dan tindakan antisipasi awal dengan meneliti langsung manfaatnya.

Mapel Matematika juga bisa melakukan penghitungan atau simulasi peluang dan pemodelan. "Banyak hal yang bisa dilakukan untuk dikembangkan dari materi pelatihan ini," katanya.

Koordinator Program Pintar Tanoto Foundation Jawa Tengah-Yogyakarta Dr Nurkolis menjelaskan secara spesifik misi utama Program Pintar adalah mengaktifkan semua komponen sekolah. Dalam pembelajaran dengan unsur pembelajaran aktif; Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi (Mikir), misalnya siswa dan guru didorong untuk aktif dalam belajar, sehingga potensi siswa bisa berkembang secara penuh.

Target utamanya adalah setiap komponen memiliki porsi yang proporsional sesuai dengan tupoksinya. Misalnya, kepala sekolah tahu dan mau memfasilitasi semua kebutuhan yang diperlukan agar di kelas guru dan siswa mampu melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif dan produktif.

"Guru juga tahu perannya sebagai fasilitator di kelas, sehingga menyiapkan pengalaman-pengalaman belajar yang merdeka untuk siswa. Siswa juga diberikan peluang untuk bereksplorasi secara maksimal, agar potensi prestasi belajarnya juga optimal," kata Doktor bidang manajemen pendidikan ini.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Arif Haryono saat membuka acara juga menyampaikan pentingnya keterampilan-keterampilan abad ke-21 ini dilaksanakan secara masif di sekolah. Tantangan yang dibutuhkan oleh siswa untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 sangat ketat.

Dengan demikian, pembelajaran bukan hanya melakukan transfer pengetahuan, tetapi harus lebih daripada itu. Guru harus menciptakan lingkungan belajar agar anak mampu belajar secara optimal dan anak menjadi seorang pembelajar.

Era Revolusi Industri 4.0, menurut dia, harus disikapi dengan revolusi pembelajaran. Caranya dengan target capaian pembelajaran yaitu bukan hanya "learning to know" atau hanya "learning to do".

Namun bagaimana yang dilakukan tersebut terinternalisasi dalam diri masing-masing siswa sampai dengan bagaimana kebaikan terinternalisasi bisa dikerjasamakan dengan yang lain. Terakhir kalau bisa targetnya adalah pembelajaran ini mampu melakukan transformasi nilai, budaya, dan peradaban.

"Langkah Pintar sangat tepat dengan pelatihan ini, karena akan mampu memfasilitasi siswa untuk memiliki daya cipta dan ide-ide kreatif untuk mendorong mereka memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi. Dari situ fase tertinggi menciptakan daya kreasi bisa dibentuk dan dibiasakan secara bertahap," katanya.

Pelatihan yang berlangsung selama 4 hari (10-14/3) diikuti oleh 50 orang peserta sekolah piloting program Pintar Tanoto Foundation dengan UNY ini berasal dari SDN Ambarukmo,  SDN Deresan, SDN Demak Ijo 1,  SDN Sendangadi 1, SDN Sendangadi Timur, dan  SDN Catur Tunggal.

Selama 4 hari, mereka difasilitasi dan didorong untuk melakukan berbagai praktik baik dalam pembelajaran dan budaya baca. Setelah itu, mereka akan didampingi oleh dosen-dosen dari UNY untuk memastikan implementasi dan pengembangan disekolah sesuai konteks di sekolah.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024