Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta memilih salah satu pasar tradisional setempat, Pasar Beringharjo, sebagai lokasi penyelenggaraan Festival Sastra Yogyakarta 2022 untuk mengenalkan karya sastra ke kelompok yang lebih luas, khususnya karya perempuan.
Festival Sastra di Pasar Beringharjo yang digelar pada Rabu tersebut diberi tajuk "Sastrastri" yang mengangkat keterlibatan perempuan dalam dunia sastra, termasuk beragam isu perempuan, profesi perempuan, hingga posisi perempuan di dunia sastra.
“Sastra bisa dikatakan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Tidak harus berwujud tulisan tetapi bisa juga lisan,” kata Penulis Ramayda Akmal saat menjadi pembicara di "Sastrastri".
Sastra dalam bentuk lisan, lanjut dia, bisa saja berwujud cerita, dongeng, hingga bergosip.
Dalam kegiatan tersebut juga diselipkan penampilan khusus dari 10 buruh gendong di Pasar Beringharjo yang bersama-sama membaca puisi, juga dengan tema perempuan berjudul "Wanita Jawa".
Salah satu buruh gendong, Sulbiyo, mengatakan berlatih dua kali untuk penampilan mereka di "Sastrastri".
Perempuan berusia 68 tahun yang sudah menjalani pekerjaan sebagai buruh gendong sejak berusia 17 tahun tersebut mengaku baru pertama kali tampil membaca puisi.
“Karena sudah berlatih, jadi harus percaya diri saat baca puisi,” katanya yang mengaku tidak merasa grogi saat tampil.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan "Sastrastri" merupakan kegiatan yang melibatkan perempuan dari berbagai latar belakang untuk saling memahami eksistensi perempuan dari berbagai sudut pandang.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para perempuan dari berbagai latar belakang ini bisa saling memberikan inspirasi,” katanya.
Keterlibatan buruh gendong, lanjut dia, merupakan upaya untuk menunjukkan bahwa pekerja tersebut adalah representasi nyata dari emansipasi perempuan di masa sekarang.
“Meskipun harus menggendong beban puluhan kilo, tetapi para perempuan ini tetap mampu melakukannya. Kekuatan yang identik dengan pria ternyata dimiliki oleh para buruh gendong,” katanya.
Yetti mengatakan buruh gendong bisa disebut sebagai anomali di masyarakat yang masih menilai bahwa perempuan hanya sebagai “kanca wingking” atau hanya bekerja di dapur .
Penyelenggaraan Festival Sastra Yogyakarta 2022 akan berlangsung hingga Minggu (13/11) dengan beragam kegiatan yang diselenggarakan di berbagai lokasi, seperti museum, toko buku, dan kereta api.
Pemilihan lokasi penyelenggaraan Festival Sastra diharapkan menciptakan suatu romansa di Kota Yogyakarta dan menjadi obat kerinduan agar selalu memiliki alasan untuk kembali ke kota tersebut.
Berita Lainnya
Suku Amugme memiliki kekayaan sastra lisan
Selasa, 26 Maret 2024 5:27 Wib
BRIN: Sastra hijau wujud keberpihakan penulis terhadap lingkungan
Jumat, 22 Maret 2024 8:10 Wib
Penulis Indonesia diajak berkolaborasi angkat kearifan lokal di daerah
Rabu, 20 Maret 2024 7:33 Wib
Karya sastra Umbu Landu Paranggi diabadikan di film "Bonnie" dengan apik
Rabu, 28 Februari 2024 6:41 Wib
Bantul tumbuhkan minat kaum muda pada kesusastraan
Selasa, 12 Desember 2023 9:36 Wib
Komunitas sastra Indonesia peroleh bantuan dana
Selasa, 21 November 2023 6:22 Wib
Kenalkan tradisi generasi muda Indonesia via sandiwara sastra
Rabu, 1 November 2023 6:39 Wib
Drama audio misteri untuk tingkatkan literasi di Indonesia
Selasa, 31 Oktober 2023 8:23 Wib