Konser Sheila on 7 larutkan kenangan

id Sheila on 7,konser Sheila on 7,lagu Sheila on 7,review konser

Konser Sheila on 7 larutkan kenangan

Band Sheila On 7 menghibur penonton pada konser "Tunggu Aku di Jakarta" di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (28/01/2023). Dalam penampilannya, Sheila On 7 membawakan beberapa lagu hits seperti Dan, Kita, Hari Bersamanya, dan Tunggu Aku di Jakarta. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta (ANTARA) - Masih terngiang jejak gegap gempita dari entakan musik Sheila on 7 yang menyapa telinga para penggemar pada Sabtu (28/1) malam lalu di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Mereka beraksi di atas panggung dalam konser tunggal setelah sekian lama.

Perasaan rindu penggemar pun tumpah ketika suara vokal dari Akhdiyat Duta Modjo, petikan gitar dari Eross Candra, hingga deru bas dari Adam Muhammad Subarkah berpadu membawakan lagu pertama “Pejantan Tangguh”. Bahkan sesaat sebelum itu, penonton sudah antusias kala cuplikan instrumen dan lirik “Tunjuk Satu Bintang” ditampilkan.

"Terima kasih yang sebesar-besarnya atas ketulusan hati kalian untuk menunggu kami di Jakarta," kata Duta setelah menyanyikan lagu “J.A.P” yang langsung disambut riuh dari penonton.

“Perjalanan panjang” malam itu pun berlanjut dengan deretan hits yang dipersembahkan Sheila on 7, sementara penonton menyambutnya dengan tak hentinya ikut bersenandung bersama.



Perjalanan berlanjut hingga 20-an lagu yang ditembangkan. Ada "Film Favorit", "Bila Kau Tak di Sampingku", "Seberapa Pantas", "Sephia", "Kita", “Yang Terlewatkan”, “Pria Kesepian”, “Saat Aku Lanjut Usia”, “Terlalu Singkat”, “Sahabat Sejati”, “Pemuja Rahasia”, “Betapa”, “Hari Bersamanya”, “Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki”, “Lapang Dada”, “Itu Aku”, hingga “Dan”.

Duta, Eross, dan Adam mampu menjaga gelombang mood ribuan penonton yang setia berdiri selama sekitar dua jam, sejak awal hingga akhir. Di titik tertentu, lagu mereka memicu penonton ikut bergoyang atau sekadar menggerakkan tubuh hingga melambaikan tangan. Di saat lain, lagu-lagu sendu mereka menghangatkan dan menghanyutkan perasaan penonton.

“Sheila on 7 sama sekali nggak muda lagi. Sekali lagi, kalian sudah dengan senang hati mau nunggu Sheila on 7 di Jakarta,” tutur Duta sesaat sebelum menembangkan “Melompat Lebih Tinggi”.

Tak hanya bagi penonton, momen konser itu juga membahagiakan bagi Sheila on 7 sendiri. Di atas panggung, Duta pun mengungkapkan rasa bahagianya karena bisa jumpa kembali dengan para pendengar musik mereka sejak era 90-an dan 2000-an.

Barangkali Duta benar, “bapak-bapak” Sheila on 7 kini sudah tak lagi muda. Namun, walaupun lebih dari dua dekade berlalu, lagu-lagu mereka senantiasa relevan dan segar untuk tetap dinikmati di era sekarang.

 
Band Sheila On 7 menghibur penonton pada konser "Tunggu Aku di Jakarta" di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (28/01/2023). Dalam penampilannya, Sheila On 7 membawakan beberapa lagu hits seperti Dan, Kita, Hari Bersamanya, dan Tunggu Aku di Jakarta. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)


Selalu temani generasi 90-an

Bagi Maul Ibrahim, salah satu personel band Perunggu, Sheila on 7 seperti “kompas” atau bahkan seperti “rumah” di mana anggota band bisa langsung terhubung ketika lagu Sheila on 7 tiba-tiba muncul. Sementara bagi personel lainnya, Adam Adenan, Sheila on 7 seperti “kakak”.

“(Merasa) related karena pernah di awal-awal pas ngeband-ngeband atau baru mulai bermusik itu pakai lagu Sheila on 7 yang ‘Dan’ sama ‘Kita’,” cerita personel Perunggu lainnya, Ildo Hasman.


Sheila on 7, “Tunggu Aku di …”

“Sheila on 7 adalah band teman seperjuangan kami yang sudah sama-sama dua puluhan tahun umurnya. Kami berada dalam label yang sama saat itu, masing-masing tahu perjuangannya dan kami juga sangat menggemari lagu-lagu Sheila on 7,” kata Edwin Marshal Syarif, salah satu personel Cokelat.

Band Cokelat yang mewakili generasi “seangkatan” dengan Sheila on 7, juga Perunggu yang mewakili generasi baru era sekarang, menjadi bintang tamu istimewa di konser “Tunggu Aku di Jakarta”.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lautan memori di konser Sheila on 7
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024