"Kutukan Peti Mati" film paling terhoror

id Kutukan Peti Mati,Film Indonesia,Balai Pustaka,Film horor

"Kutukan Peti Mati" film paling terhoror

Direktur Utama PT Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, saat acara Press Screening film "Kutukan Peti Mati" di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (17/7). (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)

Jakarta (ANTARA) - PT Balai Pustaka mempersembahkan sebuah film horor bertajuk "Kutukan Peti Mati" yang diadaptasi dari novel "Sarcophagus Onrust" karya penulis Astryd Diana Savitri.

Hadirnya film "Kutukan Peti Mati" menjadi bentuk pengembangan bisnis PT Balai Pustaka yang mulai merambah industri kreatif dengan memproduksi film, komik digital, hingga gim. Transformasi tersebut diharapkan dapat mengenalkan karya sastra Indonesia kepada generasi milenial.

"Melalui media kreatif ini mudah-mudahan (karya sastra Indonesia) dikenalkan kembali kepada milenial dan anak-anak Indonesia dan mereka semakin mencintai negara Republik Indonesia," kata Direktur Utama PT Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, saat ditemui pada acara Press Screening film "Kutukan Peti Mati" di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin.

Film "Kutukan Peti Mati" yang digarap Balai Pustaka bersama Adroit itu, disutradarai oleh Irham Acho Bachtiar. Film tersebut mengangkat cerita misteri di Pulau Onrust yang terletak di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Unsur sejarah yang pernah terjadi di pulau tersebut menjadi salah satu alasan Balai Pustaka untuk dijadikan sebuah tontonan yang menghibur sekaligus mengedukasi masyarakat.

"Kutukan Peti Mati" mengisahkan mahasiswa arkeologi bernama Bramanto Putra (Aliff Alli) yang menemukan buku catatan kuno di Pulau Onrust yang telah tersimpan 300 tahun.

Ia meminta tolong temannya, Susan Sriwati (Yoriko Angeline), untuk meneliti buku tersebut. Namun berakibat fatal setelah Susan tak sengaja membaca mantra di buku tersebut..

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Balai Pustaka persembahkan film horor "Kutukan Peti Mati" 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024