Makassar (ANTARA) - Sebanyak tiga Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) berkolaborasi menyusun buku mengenai edukasi terkait bahaya gempa bumi pesisir di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.
"Ini bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan melaksanakan pengabdian sebagai wujud implementasi keilmuan kepada masyarakat," kata Koordinator Program Gabriella Alodia, Ph.D di Makassar, Sabtu.
Ia menjelaskan tiga PTNBH tersebut dengan masing-masing penanggungjawabnya yaitu Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) oleh Dr. rer. nat. Poerbandono bersama Saaduddin, Ph.D. dari Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan Abelia A. Wardani, Ph.D. dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI)
Disebutkan bahwa pemilihan Pulau Selayar sebagai lokasi pengabdian masyarakat didasari pada temuan patahan Kalaotoa oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengguncang Pulau Selayar pada 14 Desember 2021.
Buku dimaksud, kata dia, lebih menarik karena edukasi gempa dibuat dalam bentuk pop-up dengan muatan atau isi yang sesuai dengan kearifan lokal masyarakat di Pulau Selayar.
"Selain buku edukasi, output kegiatan ini juga adalah mini-video,” tambahnya.
Dalam kolaborasi tiga kampus PTNBH ini, katanya, Tim ITB berperan sebagai pencetus ide serta penyokong informasi dasar terkait kondisi tektonik serta potensi bencana di sekitar Kepulauan Selayar.
Tim dari Unhas berperan sebagai "local counterpart" yang menyediakan informasi awal terkait kesiapan dan upaya-upaya yang telah dilakukan masyarakat Kepulauan Selayar dalam menghadapi bencana gempa.
Sedangkan Tim UI, kata Gabriella Alodia, berperan sebagai ahli dalam bidang ilmu budaya yang merumuskan tahap-tahap penggalian informasi terkait kesiapan masyarakat setempat terhadap bencana berdasarkan kearifan lokal.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (PM) kolaborasi ITB, UI dan Unhas, Porbandono menjelaskan program penyusunan buku edukasi bahaya gempa bumi lepas pantai di Pulau Selayar ini dilakukan dengan skema pengabdian masyarakat secara "bottom-up".
Ia mengatakan penyusunan buku edukasi gempa dengan model "pop-up" ini melalui empat tahapan.
Tahap pertama adalah pengumpulan informasi awal melalui sosialisasi bencana gempa bumi oleh Tim Unhas dan implementasi Art-based method oleh Tim UI di UPT SD Inpres Benteng Timur No. 112 pada kunjungan pertama diawal Juni lalu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Buku edukasi bahaya gempa bumi di Pulau Selayar disusun 3 PTNBH
Berita Lainnya
Erick Thohir memastikan Borobudur dikelola berbasis budaya dan edukasi
Selasa, 1 Oktober 2024 19:08 Wib
Pemkot Yogyakarta edukasi siswa mencegah judi online
Rabu, 18 September 2024 21:20 Wib
Pemkab Bantul edukasi masyarakat tentang sejarah dan budaya Mataram Islam
Jumat, 6 September 2024 4:39 Wib
Memasuki tahun ketiga, Zurich Entrepreneurship Program edukasi 3.700 siswa di Indonesia
Jumat, 30 Agustus 2024 23:23 Wib
Bupati Sleman meminta pengurus KSB edukasi mitigasi bencana ke warga
Kamis, 29 Agustus 2024 14:50 Wib
BPBD Bantul edukasi masyarakat agar tak buka lahan dengan pembakaran
Selasa, 20 Agustus 2024 16:33 Wib
Bantul mengedukasi masyarakat pentingnya perangi stunting sejak dini
Jumat, 9 Agustus 2024 19:28 Wib
Kemendikbudristek edukasi perubahan iklim di Indonesia melalui gim
Jumat, 9 Agustus 2024 11:14 Wib