Yogyakarta (ANTARA) - PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (Centratama) dan EdgePoint Infrastructure (EdgePoint) resmi membuka perpustakaan digital di dua sekolah pinggiran kota di Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pembukaan perpustakaan digital di MTS Maulana Ibrahim Gresik, Jawa Timur, dan SMPN 4 Sentolo, Kulon Progo, DIY, merupakan bagian dari program Connectivity for Communities, sebuah inisiatif tanggung jawab perusahaan daerah yang bertujuan untuk menyediakan akses konektivitas bagi siswa-siswi di daerah-daerah yang belum terjangkau.
Perwakilan dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Kulon Progo, serta perwakilan dari MTS Maulana Ibrahim, Gresik dan SMPN 4 Sentolo, Kulon Progo hadir dalam acara tersebut sebagai penerima manfaat dari fasilitas tersebut.
Bekerja sama dengan Habitat for Humanity, Centratama dan Edgepoint meluncurkan program ini yang bertujuan untuk menyediakan perpustakaan digital yang lengkap di kedua sekolah dengan ruang-ruang khusus yang dirancang untuk menjadi pusat pembelajaran, penelitian, dan pengembangan diri.
Dilengkapi dengan koneksi internet tanpa batas, ruang-ruang ini menyediakan akses ke beragam materi pendidikan, e-book, platform pembelajaran interaktif, dan konten multimedia interaktif yang berkaitan dengan mata pelajaran akademik serta minat pribadi siswa.
Program ini juga akan menyediakan program pengembangan kapasitas yang komprehensif untuk staf sekolah, memastikan keberlanjutan dan pengelolaan perpustakaan digital yang efektif.
"Kami percaya bahwa akses terhadap informasi dan pendidikan merupakan hak asasi manusia, dan kami menyadari kekuatan transformatif dari pendidikan digital," kata CEO Centratama Raymond Yan.
Program Connectivity for Communities ini, kami bertujuan untuk memberdayakan para siswa di daerah yang kurang terlayani, memberikan mereka lebih banyak kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik dan lebih cerah.
"Program ini juga sejalan dengan komitmen kami untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat yang kami layani, dan dalam jangka panjang menciptakan Indonesia yang lebih inklusif secara digital," ujarnya.
Sekolah-sekolah tersebut dipilih bekerja sama dengan Habitat for Humanity berdasarkan kriteria seperti tingkat kemakmuran dan juga tingkat pendidikan tertinggi secara keseluruhan untuk siswa di daerah tersebut.
Sebagai contoh, Gresik, Jawa Timur, memiliki 3.447 keluarga yang diklasifikasikan sebagai pra-sejahtera dan 2.294 keluarga yang diklasifikasikan sebagai sejahtera I. Sementara di Sentolo, DIY, 89 persen dari populasi perumahan di bawah standar memiliki pendapatan kurang dari 1 dolar AS/orang/hari, sementara tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai adalah sekolah dasar (46 persen).
Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik Misbahul Munir menambahkan bahwa anak-anak ini akan menjadi penerus bangsa. Mereka harus didorong untuk selalu belajar hal-hal baru dari berbagai sumber informasi, baik dari buku bacaan maupun materi pendidikan lainnya.
"Kami menyadari bahwa memanfaatkan teknologi adalah cara terbaik untuk mendukung upaya pendidikan, memberikan akses cepat ke sumber daya dan membuat generasi penerus kita tetap terinformasi. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh inisiatif yang dilakukan oleh Centratama, EdgePoint dan Habitat for Humanity ini," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kulon Progo Triyono memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Centratama, EdgePoint, dan Habitat for Humanity atas dedikasinya untuk meningkatkan sumber daya pendidikan masyarakat.
"Inisiatif ini sejalan dengan visi kami untuk masa depan yang inklusif secara digital, dan kami berharap dapat menyaksikan dampak positif yang akan diberikan kepada anak-anak kami," katanya.
Kepala Sekolah MTS Maulana Ibrahim Gresik Hilal Badri mengatakan sebelum adanya perpustakaan digital, para siswa memiliki akses yang terbatas terhadap konektivitas dan perangkat untuk mengakses internet.
"Kami bersyukur bahwa Centratama, EdgePoint dan Habitat for Humanity bersedia membangun perpustakaan digital yang lengkap ini. Tidak hanya memberikan akses yang lebih baik bagi generasi muda untuk mendapatkan literasi digital, tetapi juga membantu mereka mengembangkan minat mereka," ujarnya.
Kepala Sekolah di SMPN 4 Sentolo, Kulon Progo, Subiyanto menambahkan bahwa hal ini tidak lagi menghambat program-program yang ingin diluncurkan oleh sekolah karena tidak dibatasi oleh akses internet yang buruk.
"Kami berterima kasih kepada Centratama, EdgePoint, dan Habitat for Humanity karena kami telah merencanakan untuk menggunakan teknologi untuk meningkatkan pendidikan dan sekarang kami telah memiliki bandwidth untuk mewujudkannya. Memiliki akses ke internet yang lancar dan tak terbatas akan meningkatkan pengalaman belajar para siswa, dan perpustakaan digital ini akan membuka jalan baru untuk belajar dan bereksplorasi," katanya.
Hingga saat ini, program Connectivity for Communities telah memfasilitasi konektivitas untuk total 6 sekolah, yang berdampak pada lebih dari 5.000 siswa. Program ini ditargetkan untuk memberikan manfaat bagi 10 sekolah lainnya pada tahun 2024.
Berita Lainnya
Bejat, guru cabuli lima pelajar di Holtekam, Papua, pelaku ditangkap
Jumat, 17 Mei 2024 19:04 Wib
Mahasiswa mesum di kampus UINSA Surabaya, kini tengah diinvestigasi
Jumat, 17 Mei 2024 18:24 Wib
Polda Metro Jaya-Polda Jawa Barat memburu pembunuh Vina
Jumat, 17 Mei 2024 18:20 Wib
BNPB-BMKG tangani peringatan dini banjir lahar dingin Gunung Marapi, Sumbar
Jumat, 17 Mei 2024 18:17 Wib
Status Gunung Ibu jadi "Awas", warga 4 desa diungsikan
Jumat, 17 Mei 2024 14:19 Wib
Gunung Semeru, Jatim, lima kali erupsi
Jumat, 17 Mei 2024 14:12 Wib