Akademisi: Penelitian genomik di RI sudah maju

id penelitian genomik,PCR,Universitas Indonesia,UI,BGSi Kementerian Kesehatan

Akademisi: Penelitian genomik di RI sudah maju

Pakar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Indonesia (UI) Septelia Inawati Wanandi (dua dari kanan), Perwakilan dari Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) Kementerian Kesehatan Indri Rooslamiati (dua dari kiri) pada gelar wicara terkait penelitian genomik di FK UI di Jakarta, Jumat (21/6/2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Jakarta (ANTARA) - Pakar Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Septelia Inawati Wanandi mengakui bahwa penelitian genomik di Indonesia sudah semakin maju apabila dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu.

“Dibandingkan 10 tahun yang lalu, tentu saat ini kita sudah sangat maju. Di tahun 1997-1998, laboratorium masih sangat minim, terus kita mulai membangun di FK UI, dari laboratorium saya sendiri di biokimia kita betulkan ruangan dan alatnya, kemudian PCR (Polymerase Chain Reaction) meminjam, jadi dibandingkan beberapa puluh tahun yang lalu, sekarang sudah cukup maju, tetapi kita tetap mengejar teknologi di luar,” ujarnya di FK UI di Jakarta, Jumat.

Dosen yang juga menjabat sebagai pengajar di Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) UI ini, menjelaskan penelitian genomik menjadi semakin populer semenjak pandemi COVID-19, utamanya terkait dengan teknologi PCR.

“Sejak pandemi sebenarnya ada blessing in disguise, orang sudah melihat bahwa biomedik ini sesuatu yang bisa menjual juga, berapa banyak laboratorium yang bisa meriset PCR pada saat pandemi, sekarang semua tahu PCR. Artinya, kebutuhan akan lulusan biomedik makin tinggi, dan makin banyak pula program S2 biomedik yang dibuka di Indonesia sekarang,” katanya.

Septelia menyebutkan semakin banyak mahasiswa yang berminat untuk melanjutkan studi di bidang biomolekuler.

Oleh karena itu, ia berharap, semakin banyak kerja sama dilakukan antara pemerintah, akademisi, dan seluruh pemangku kepentingan untuk memfasilitasi peneliti muda yang fokus di bidang penelitian genomik.

“Sekarang sudah ada tingkat komponen dalam negeri (TKDN) itu bagus sekali, supaya riset genomik bukan hanya di atas kertas. Kita tahu ada angka dan data-data yang penting, tetapi data-data itu harus dipakai dan dimanfaatkan, kalau itu tidak kita pakai, akan digunakan orang luar untuk bikin obat, nah itu kan yang bikin orang lain, padahal dari data-data kita,” ucapnya.

Ia berharap, pemerintah mendorong penggunaan produk-produk hasil penelitian genomik yang diciptakan para peneliti dalam negeri.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi UI akui penelitian genomik di Indonesia sudah maju

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024