Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Rumah Sakit Mata JEC Kedoya Dr. dr. Setyo Budi Riyanto Sp.M(K) mengatakan masalah gangguan mata yang keruh hingga kebutaan yang disebabkan oleh katarak harus segera dilakukan tindakan operasi agar dapat meningkatkan kualitas hidup dan angka harapan hidup pasien.
“Data ilmiah negara berkembang dengan adanya katarak yang tidak ditindak operasi menyebabkan penglihatan terganggu dan angka kebutaan tinggi yang juga akan mengganggu aktivitas produktivitas seseorang, dengan operasi katarak akan meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien,” kata Budi dalam diskusi terkait Bulan Kesadaran Katarak, di Jakarta, Kamis.
Budi mengatakan seseorang yang sudah mengalami gangguan di matanya karena penglihatan yang kabur bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga berdampak pada ekonominya. Katarak yang tidak dilakukan tindakan atau tidak dipulihkan penglihatannya akan mengalami dampak ekonomi sebesar Rp170 juta - Rp196 juta dari satu pasien, sehingga menjadi beban bagi keluarganya dan juga pihak yang mempekerjakannya.
Selain itu dalam melakukan aktivitas pasien katarak juga pasti kesulitan karena tidak bisa membaca dengan jelas, berjalan harus dituntun, tidak bisa mengendarai kendaraan sendiri dan juga sensitif terhadap cahaya.
Sampai saat ini, masih ada 8,1 persen pasien yang takut untuk melakukan operasi katarak, sementara di Jakarta sebanyak 30,3 persen pasien takut dioperasi katarak.
Ia menyebut tujuan pengobatan katarak dengan operasi adalah untuk menghilangkan lensa keruh menjadi jernih dengan teknologi yang canggih yaitu dengan mesin dan minim luka yakni hanya sekitar 2-3 milimeter dan juga dapat meningkatkan kualitas penglihatan.
“Dia lukanya kecil 2-3 milimeter, pakai mesin katarak diambil kemudian dipasang lensa yang dilipat kecil sehingga pemulihan lebih cepat, kalau dulu hanya menghilangkan penglihatan gelap jadi terang sekarang dari penglihatan kabur jadi ditingkatkan kualitas penglihatan,” katanya.