Kenali bahaya abses paru, IDI berikan informasi pengobatan yang tepat

id abses paru,idi

Kenali bahaya abses paru, IDI berikan informasi pengobatan yang tepat

Foto ilustrasi (ANTARA/HO-ake1150sb dari iStockphoto)

Yogyakarta (ANTARA) - Salah satu penyakit yang dapat mempengaruhi pernafasan dan berbahaya bagi kesehatan adalah abses paru. Abses paru merupakan sebuah kondisi terbentuknya kantung berisi nanah di paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Abses paru dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya dan berpotensi membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan tepat. Abses paru membutuhkan konsultasi ke dokter untuk penanganan yang tepat.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merupakan organisasi profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lombok Timur dengan alamat website idilomboktimur.org merupakan cabang dari organisasi profesi kedokteran di Indonesia yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mendukung para dokter di wilayah tersebut.

IDI Lombok Timur bekerja sama dengan IDI Mataram dengan alamat website idimataram.org berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan Kesehatan berkualitas di daerah yang memiliki tantangan kesehatan lebih kompleks, seperti keterbatasan akses layanan dan tingginya angka penyakit.

Organisasi IDI saat ini sedang aktif dan secara rutin untuk mengadakan layanan medis keliling untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil, melibatkan dokter ahli dari berbagai bidang. Saat ini IDI juga sedang melakukan penelitian
terkait kondisi abses paru serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya abses paru?

Foto ilustrasi (ANTARA/HO-AmnajKhetsamtip dari iStockphoto)

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan abses paru adalah kondisi serius yang ditandai dengan terbentuknya rongga berisi nanah di dalam jaringan paru-paru, biasanya akibat infeksi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab abses paru meliputi:

1. Terhirupnya dan terjadi aspirasi paru
Aspirasi paru merupakan sebuah kondisi ketika benda asing masuk ke dalam paru-paru, seperti makanan, minuman, air liur, atau muntahan. Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang tersedak saat makan, sehingga makanan masuk ke paru-paru bukan ke pencernaan.

2. Adanya gejala pneumonia nekrotikans
Pneumonia nekrotikans (NP) adalah komplikasi yang jarang dan berat dari pneumonia yang menyerang jaringan paru-paru. NP dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru, abses, kavitas, dan pneumatik. Gejala paling umumnya membuat seseorang menjadi sesak nafas.

3. Terjadinya obstruksi bronkial
Obstruksi bronkial adalah sumbatan pada saluran napas akibat tumor, benda asing, atau pembesaran kelenjar getah bening dapat menyebabkan penumpukan sekresi dan infeksi, yang dapat berujung pada abses paru.

4. Adanya penyakit paru lainnya
Faktor terakhir adalah kondisi seperti bronkiektasis, cystic fibrosis, dan penyakit paru obstruktif kronis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya abses paru karena mengganggu mekanisme pertahanan paru-paru.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi abses paru?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah merangkum obat yang dapat mengatasi abses paru. Untuk mengatasi abses paru, obat yang direkomendasikan biasanya melibatkan penggunaan antibiotik, drainase, dan kadang-kadang pembedahan. Berikut adalah detil tentang obat-obatan yang umum digunakan meliputi:

1. Obat Ceftriaxone
Satu gram ceftriaxone sekali sehari sama efektifnya dengan 2 gram untuk organisme penyebab umum pneumonia yang didapat di masyarakat dan pneumonia nosokomial. Penggunaan obat ini membutuhkan resep langsung dari dokter.

2. Obat Sefalosporin Generasi Ketiga.
Salah satu obat antibiotik untuk penderita abses paru adalah Sefalosporin Generasi Ketiga. Seperti ceftriaxone atau ceftazidime, dapat digunakan dalam kombinasi dengan metronidazole untuk meningkatkan efektivitas terhadap patogen seperti klebsiella pneumoniae. Penggunaan obat ini membutuhkan juga resep langsung dari dokter.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis antibiotic dan durasi pengobatan yang tepat berdasarkan kondisi spesifik pasien dan hasil pemeriksaan. Jika gejala tidak membaik atau semakin parah, segera cari perawatan medis lebih lanjut.