Kemenpar: pengelolaan pariwisata DIY layak jadi contoh daerah lain

id Kemenpar ,Pengelolaan pariwisata ,Gerakan Wisata Bersih

Kemenpar: pengelolaan pariwisata DIY layak jadi contoh daerah lain

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto saat kunjungan ke Desa Wukirsari Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI menyebut, pengelolaan kepariwisataan di Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk Kabupaten Bantul layak menjadi contoh baik bagi daerah lain dalam mengelola potensi pariwisata secara keseluruhan.

"Kehadiran Bu Menteri dan Bu Wamen ke Yogyakarta itu menunjukkan atensi, bahwa potensi wisata di Yogyakarta umumnya dan khususnya Bantul layak menjadi contoh baik bagaimana mengelola kepariwisataan secara keseluruhan," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto di Yogyakarta, Rabu.

Selain itu, kata dia, bagaimana mengelola kepariwisataan yang terutama fokus pada gerakan wisata bersih yang memang menjadi perhatian semua, bahwa kebersihan tempat wisata itu menjadi bagian signifikan dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia.

Dia mengatakan, seperti diketahui dalam indikator Travel and Tourism Development Index (TTDI) pada tahun 2024, pengelolaan kepariwisataan Indonesia melesat dari rangking 32 ke 22, yang artinya ada 10 rangking telah dilampaui.

"Tetapi indikator untuk health and tourism justru masih rendah, health and higiene masih rendah itu rangking ke 89 dari 114. Karena itu, gerakan wisata bersih ini harus menjadi concern untuk semua," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu wisata di DIY yang menjadi atensi Kemenpar adalah Desa Wukirsari Kabupaten Bantul, yang pada tahun 2024 meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik atau Best Tourism Village dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization).

"Bukan hanya itu, tentu ini bagian dari sejarah panjang dimana masyarakatnya 'concern' melestarikan, memberdayakan seluruh potensinya terutama potensi batik," katanya.

Dia mengatakan, batik sejak ditetapkan oleh UNESCO pada Oktober 2009 sebagai bagian bahwa batik Indonesia itu memiliki keunggulan dan mampu menunjukkan eksistensi di kancah internasional, dan kemudian batik ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

"Jadi banyak contoh dari Yogyakarta dengan berbagai keunikan potensi budaya, potensi pariwisata terutama budaya dan alam. Jadi portofolio kepariwisataan nasional Indonesia yang utama adalah culture, nature. Dan culture dan nature ada di Yogyakarta khusus desa Wisata Wukirsari," katanya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenpar: pengelolaan pariwisata DIY layak menjadi contoh daerah lain