Layang-layang hiasi langit Sleman pada Sleman Kite Festival #1

id Kite festival, layang layang, sleman, sleman kite festival

Layang-layang hiasi langit Sleman pada Sleman Kite Festival #1

Dua pengunjung mengabadikan momen layangan yang menghiasi langit saat Sleman Kite Festival #1 di Lapangan Tiban, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, D.I. Yogyakarta, Minggu (5/10/2025). ANTARA/Rahid Putra Laksana

Yogyakarta (ANTARA) - Langit Lapangan Tiban, Sendangmulyo, Minggir, Kabupaten Sleman, dipenuhi warna-warni layang-layang berbagai bentuk pada Sleman Kite Festival #1, Sabtu (5/10).

‎Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Sleman Creative Week yang berlangsung pada tanggal 4-5 Oktober 2025.

‎Mengusung tema “Merayakan Perubahan, Merawat Harapan,” kegiatan ini menjadi ajang pertandingan antara komunitas pelayang dari berbagai daerah di Indonesia.

Tema ini mengajak masyarakat untuk selalu menjaga harapan untuk masa depan yang lebih baik, lebih hijau dan lebih manusiawi di tengah dinamika perubahan sosial dan teknologi yang cepat

‎Perlombaan tingkat nasional ini diikuti tim pelayang dari berbagai daerah, mulai dari Yogyakarta, berbagai penjuru pulau Jawa, Bali, hingga Kalimantan.

‎Menurut Aji Marutahara, salah satu juri lomba, antusiasme peserta tahun ini meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya.

‎“Tahun ini cakupannya lebih luas karena sudah tingkat nasional. Peserta tidak hanya dari Yogyakarta atau Jawa, tapi juga datang dari luar pulau seperti Kalimantan dan Bali,” ujarnya.

‎Aji menjelaskan lomba terbagi menjadi dua kategori, yaitu layang-layang tradisional dan layang-layang kreasi dua dimensi.

Untuk kategori tradisional, penilaian difokuskan pada orisinalitas bentuk, unsur tradisi, tata warna, serta kemampuan layang-layang mengangkat tali secara tegak.

‎Sementara untuk kategori kreasi dua dimensi, peserta dinilai berdasarkan inovasi, estetika, dan teknik pembuatan layang-layang yang menampilkan sisi artistik.

‎Salah satu peserta, Arif Rahmawan dari Komunitas Pelangi Jepara, menuturkan bahwa keikutsertaannya bukan hanya untuk berkompetisi, tetapi juga mempererat persaudaraan antar komunitas pelayang.

‎“Kami tertarik ikut karena memang ada persaudaraan antar komunitas layang-layang," kata Arif.

‎Dalam festival kali ini, tim Arif datang bersama 20 anggota dan membawa dua layangan tradisional serta tiga layangan dua dimensi.

‎Selain kompetisi, pengunjung juga dapat menikmati pameran layang-layang yang menampilkan bentuk-bentuk yang beragam, unik dan simbolis.

‎Tak hanya itu, tamu undangan dari Malaysia, Singapura, Jepang, dan Swedia turut hadir untuk memeriahkan acara melalui pameran (exhibition) layang-layang.

‎Meski peserta asing tidak ikut dalam kompetisi, kehadiran mereka tetap memberi warna tersendiri terhadap acara ini.

‎Menurut Aji Marutahara, pelayang asing yang diundang langsung oleh panitia ini sangat antusias untuk datang ke Yogyakarta dan ikut memeriahkan acara ini.

‎“Teman-teman dari luar negeri kami undang khusus untuk exhibition. Teman-teman dari luar negeri ini sangat antusias dan tertarik untuk datang kesini saat kami undang. Terlebih Yogyakarta juga merupakan tempat yang diminati oleh mereka.” tambah Aji.

‎Festival ini menjadi wadah bagi pelayang untuk menunjukkan kreativitas sekaligus melestarikan permainan tradisional yang kini mulai jarang dijumpai.

‎Dengan semangat “Merayakan Perubahan, Merawat Harapan,” Sleman Kite Festival 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang kolaborasi lintas daerah dan budaya untuk menjaga tradisi agar tetap hidup di tengah perubahan zaman.

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.