Yogyakarta (ANTARA) - Batik Putra Boko berhasil menghidupkan perekonomian masyarakat lokal dengan kurang lebih 100 UMKM yang digandeng untuk penyediaan produk untuk toko oleh-oleh yang beralamat di Jalan Raya Piyungan-Prambanan, Sleman, DIY ini.
"Kami mengutamakan produk dari warga sekitar. Jumlah UMKM yang terlibat untuk satu toko ini kurang lebih 50 orang, ini cabang kelima dari toko yang saya miliki. Kalau total UMK dari semua toko saya ya lebih dari 100 UMKM yang terlibat," kata Anies Suci Fajarwati pada pembukaan toko, Senin (1/12).
Batik Putra Boko, kata Anies, menawarkan beragam produk unggulan seperti batik cap, bakpia, aksesoris, sepatu, kaos dan tas, dengan harga yang dapat dijangkau oleh berbagai kalangan mulai dari Rp14 ribuan hingga jutaan rupiah.
"Kami juga memiliki motif batik khusus yakni Candi Boko dengan lima warna. Kami juga membuat kaos dengan desain sendiri. Jadi kami ingin semua pihak mendapatkan nilai ekonomi dari usaha ini," tambah Anies yang memulai bisnisnya sejak tahun 2015 ini.
Ia menambahkan Batik Putra Boko tidak hanya bergantung pada penjualan fisik di toko, tetapi juga aktif dalam memanfaatkan media sosial dan kolaborasi dengan influencer untuk menarik lebih banyak pengunjung
"Kami ingin Batik Putra Boko dikenal tidak hanya di Jogja, tetapi juga di berbagai penjuru dunia. Pariwisata dan ekonomi lokal harus berjalan seiring untuk saling menguntungkan," tambah Anies.
Dengan target hingga 3.000 pieces produk yang terjual tiap hari selama musim liburan, Batik Putra Boko terus berkomitmen untuk menjadi bagian penting dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Jogja, menghadirkan produk yang ramah di kantong dan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung.
Anies berharap Batik Putra Boko dapat terus tumbuh seiring dengan perkembangan sektor pariwisata, menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat sekitar
