Jogja (ANTARA Jogja) - Sebanyak 178 penjaga pintu jalan perlintasan kereta api di Daerah Operasional VI Yogyakarta mengikuti pembinaan sebagai bagian upaya pemenuhan kompetensi untuk memperoleh sertifikat profesi.

"Seluruh penjaga pintu jalan perlintasan (PJL) yang mengikuti pembinaan ini adalah petugas yang menjaga pintu perlintasan sebidang. Mereka seluruhnya berasal dari pihak ketiga yang diajak kerja sama oleh PT Kereta Api," kata Manajer Jalan Rel dan Jembatan PT Kereta Api Daerah Operasional VI Yogyakarta Cukup Setiyono di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, PJL harus memenuhi tiga kompetensi utama yaitu memiliki komitmen untuk berdinas sebagai petugas penjaga pintu perlintasan kereta api, memiliki kemampuan untuk membuka dan menutup pintu perlintasan kereta api sesuai aturan dan prosedur teknis yang berlaku, serta mampu mencatat segala sesuatu yang terjadi selama bertugas.

Dari pembinaan yang dilakukan tersebut, kemudian akan diikuti dengan penilaian untuk mengetahui apakah PJL tersebut menguasai kompetensi yang disyaratkan atau tidak, sebelum memperoleh sertifikat profesi.

Sertifikat profesi tersebut rencananya juga akan diuji secara berkala agar petugas di lapangan pun selalu memiliki kompetensi yang diminta.

"Tugas utama PJL adalah untuk mengamankan perjalanan kereta api di pintu perlintasan," lanjutnya.

Di wilayah kerja PT Kereta Api Daerah Operasional VI Yogyakarta terdata sebanyak 503 perlintasan kereta api, baik perlintasan sebidang, perlintasan berbentuk "fly over" dan "underpass".

Di Provinsi DIY, jumlah perlintasan yang terdata adalah sebanyak 123 perlintasan yang terdiri dari 60 perlintasan tidak dijaga petugas, 39 perlintasan dijaga petugas, empat perlintasan liar dan 20 perlintasan berbentuk "fly over" atau "underpass".

Sedang di Provinsi Jawa Tengah, terdata sebanyak 380 perlintasan yang terdiri dari 74 perlintasan dijaga, 286 perlintasan tidak dijaga, lima perlintasan liar serta 15 perlintasan berbentuk "fly over" dan "underpass".

"Kami justru mengusahakan agar jumlah perlintasan sebidang, atau yang memotong jalan raya dikurangi sebagai bagian dari upaya meningkatkan keamanan perjalanan kereta api," kata Cukup.

Rata-rata, setiap pintu perlintasan harus dijaga oleh sebanyak empat petugas yang bekerja sesuai shift setiap harinya.

"Sedangkan jumlah pegawai di PT KA Daerah Operasional VI Yogyakarta hanya 1.500 orang. Jika seluruhnya diminta jadi PJL, maka tidak bisa. Karenanya, kami bekerja sama dengan pihak ketiga," kata Kepala Humas PT KA Daerah Operasional VI Yogyakarta Eko Budiyanto.

Sedangkan untuk melakukan pembangunan "fly over" atau "underpass" yang bisa meningkatkan keamanan perjalanan kereta api, Eko mengatakan, bahwa hal itu membutuhkan biaya yang besar sehingga harus dilakukan secara bertahap.

Saat ini, kata dia, sedang dilakukan pembangunan "underpass" di Makam Haji Solo. (E013)


Pewarta :
Editor : Masduki Attamami
Copyright © ANTARA 2024