Jogja (Antara Jogja) - Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta berencana melakukan revitalisasi Pasar Kranggan dengan memperhatikan sejumlah aspek agar pasar tradisional tersebut bisa menuju sebagai sebuah pasar sehat.
"Revitalisasi akan difokuskan di sisi belakang pasar dengan membangun atap yang cukup tinggi dari bahan tembus cahaya sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara di pasar bisa semakin baik," kata Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Jumat.
Selain meninggikan atap, revitalsasi di Pasar Kranggan tersebut juga dilakukan dengan meninggikan lantai agar lantai tidak kerap becek akibat tinggi lantai lebih rendah dibanding Jalan Poncowinatan yang ada di sisi belakang pasar.
Suyana mengatakan, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan sejumlah syarat agar sebuah pasar tradisional bisa disebut sebagai pasar sehat, di antaranya adalah ventilasi minimal 20 persen dari bangunan yang ada, tingkat pencahayaan minimal 100 lux.
"Untuk tingkat pencahayaan, sebaiknya berasal dari sumber yang alami yaitu sinar matahari dan bukan dari lampu yang terpasang di dalam pasar," katanya.
Suyana juga menyebut fasilitas toilet serta tempat cuci tangan perlu ada di dalam pasar, serta pemisahan blok pasar berdasarkan jenis dagangan.
Dari 32 pasar tradisional yang ada di Kota Yogyakarta, Suyana menyebut baru ada dua pasar yang hampir memenuhi syarat untuk bisa menjadi pasar sehat di antaranya adalah Pasar Talok dan Pasar Prawirotaman.
"Kami ingin agar semua pasar bisa menjadi pasar sehat. Namun, pekerjaan itu tidak mudah dilakukan. Akan kami lakukan bertahap sesuai kemampuan," katanya.
Pada 2013, Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta hanya akan melakukan revitalisasi di Pasar Kranggan dengan dana sekitar Rp1,3 miliar.
"Lokasi pasar juga berada dekat dengan ikon Yogyakarta, yaitu Tugu. Karenanya, kondisi pasar pun seharusnya lebih baik lagi," lanjutnya.
Suyana berharap, Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) yang akan melaksanakan kegiatan revitalisasi pasar tradisional tersebut tidak hanya melakukan revitaliasi pasar tetapi juga bisa membuat "grand design" rencana revitaliasi pasar secara keseluruhan.
Sementara itu, Kepala Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) Kota Yogyakarta Hari Setyawacana mengatakan, pembuatan "grand design" revitaliasi pasar tradisinal bukan pekerjaan mudah.
"Dulu sempat muncul wacana itu, namun untuk membuatnya diperlukan waktu yang lama karena ada 32 pasar tradisional di Yogyakarta," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, revitaliasi baru dilakukan sebatas perbaikan fisik bangunan pasar yang pengerjaannya dilakukan bertahap.
"Untuk tahun ini ada satu pasar dan tahun depan akan ada empat pasar yaitu Prawirotaman, Demangan, Legi dan Sentul. Saat ini baru dalam tahap perencanaan," katanya.
Perbaikan fisik dimungkinkan baru dilakukan 2014 yang difokuskan pada penyediaan ruang parkir yang memadai di keempat pasar tersebut.
(E013)
"Revitalisasi akan difokuskan di sisi belakang pasar dengan membangun atap yang cukup tinggi dari bahan tembus cahaya sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara di pasar bisa semakin baik," kata Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Jumat.
Selain meninggikan atap, revitalsasi di Pasar Kranggan tersebut juga dilakukan dengan meninggikan lantai agar lantai tidak kerap becek akibat tinggi lantai lebih rendah dibanding Jalan Poncowinatan yang ada di sisi belakang pasar.
Suyana mengatakan, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan sejumlah syarat agar sebuah pasar tradisional bisa disebut sebagai pasar sehat, di antaranya adalah ventilasi minimal 20 persen dari bangunan yang ada, tingkat pencahayaan minimal 100 lux.
"Untuk tingkat pencahayaan, sebaiknya berasal dari sumber yang alami yaitu sinar matahari dan bukan dari lampu yang terpasang di dalam pasar," katanya.
Suyana juga menyebut fasilitas toilet serta tempat cuci tangan perlu ada di dalam pasar, serta pemisahan blok pasar berdasarkan jenis dagangan.
Dari 32 pasar tradisional yang ada di Kota Yogyakarta, Suyana menyebut baru ada dua pasar yang hampir memenuhi syarat untuk bisa menjadi pasar sehat di antaranya adalah Pasar Talok dan Pasar Prawirotaman.
"Kami ingin agar semua pasar bisa menjadi pasar sehat. Namun, pekerjaan itu tidak mudah dilakukan. Akan kami lakukan bertahap sesuai kemampuan," katanya.
Pada 2013, Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta hanya akan melakukan revitalisasi di Pasar Kranggan dengan dana sekitar Rp1,3 miliar.
"Lokasi pasar juga berada dekat dengan ikon Yogyakarta, yaitu Tugu. Karenanya, kondisi pasar pun seharusnya lebih baik lagi," lanjutnya.
Suyana berharap, Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) yang akan melaksanakan kegiatan revitalisasi pasar tradisional tersebut tidak hanya melakukan revitaliasi pasar tetapi juga bisa membuat "grand design" rencana revitaliasi pasar secara keseluruhan.
Sementara itu, Kepala Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) Kota Yogyakarta Hari Setyawacana mengatakan, pembuatan "grand design" revitaliasi pasar tradisinal bukan pekerjaan mudah.
"Dulu sempat muncul wacana itu, namun untuk membuatnya diperlukan waktu yang lama karena ada 32 pasar tradisional di Yogyakarta," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, revitaliasi baru dilakukan sebatas perbaikan fisik bangunan pasar yang pengerjaannya dilakukan bertahap.
"Untuk tahun ini ada satu pasar dan tahun depan akan ada empat pasar yaitu Prawirotaman, Demangan, Legi dan Sentul. Saat ini baru dalam tahap perencanaan," katanya.
Perbaikan fisik dimungkinkan baru dilakukan 2014 yang difokuskan pada penyediaan ruang parkir yang memadai di keempat pasar tersebut.
(E013)