Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan tanaman nilam di Kecamatan Samigaluh seluas lima hektare.
Petugas Pengolah dan Penyaji Data Pertanian Kecamatan Samigaluh, Winarno di Kulon Progo, Rabu mengatakan tanaman nilam rencananya akan dipusatkan di Desa Pagerharjo, Sidoharjo, Ngargosari dan Gerbosari.
"Kawasan nilam di Kecamatan Samigaluh merupakan satu-satunya sentra pengembangan nilam di DIY. Pada tahun ini, pengembangan nilam seluas lima hektare diberikan kepada kelompok tani Sumbo dan Dukuh Desa Gerbosari. Sekarang masih disiapkan berbagai keperluannya," kata Winarno.
Ia mengatakan, petani akan mendapat bantuan berupa bibit dan pupuk organik untuk mengembangkan tanaman nilam. Setiap hektare lahan, kata dia, mendapatkan bantuan 10.000 batang tanaman nilam dan lima ton pupuk organik.
"Tanaman nilam ini bagus dikembangkan di lahan terbuka karena sangat mempengaruhi kandungan kadar minyak, supaya tanaman nilam mendapat sinar matahari secara langsung. Untuk pelaksanaan budi daya ini, petani akan mendapatkan bimbingan teknis selama dua hari," katanya.
Penyuluh Perkebunan Samigaluh Suryono mengatakan permasalahan utama yang dihapi oleh patani di Kulon Progo, khususnya di Kecamatan Samigaluh adalah lahan yang tersedia sudah penuh dengan berbagai jenis tanaman atau komoditas yakni teh, kopi, kakao, cengkih dan tanaman kayu-kayuan.
"Jangan sampai penambahan tanaman baru akan menggeser komoditas tanaman yang sudah ada. Petani sangat menggantungkan perekonomian dari jenis tanaman ini. Tetapi, memang harus ada penataan tanaman," katanya.
Menurut dia, petani Samigaluh harus memilih komoditas dengan pertimbangan rupiah. Tanaman yang paling menguntungkan, itulah yang akan dibudidayakan.
Ketua Kelompok Tani Sumbo, Wakiyat mengungkapkan tanaman nilam dapat dikembangkan di pekarangan dan sawah. Biaya tanaman, perawatan, pemupukan dan penjualan taman sangat mudah sehingga tidak menggangu tanaman yang berada di dataran tinggi seperti tanaman teh.
"Tanaman nilam ini memiliki prospek yang cukup tinggi. Nilam tidak membutuhkan tempat khusus seperti teh," katanya.
Ketua Kelompok Tani Dukuh Bambang Suryanto menambahkan nilam sudah dikembangkan beberapa tahun terakhir oleh petani di Kecamatan Samigaluh. Produksi daun nilam dalam seminggu terakhir mencapai 2,5 ton.
Ia mengatakan, harga daun nilam dibeli dari petani seharga Rp1.000 per kilogram. Dalam sebulan, kami bisa menampung lima ton daun nilam basah. Setelah diolah, satu ton daun nilam menghasilkan 20 kilogram minyak atsiri nilam.
"Hasil produksi ini dijual ekspor untuk campuran kimia, seharga Rp240.000 per kilogram," katanya.
(KR-STR)
Petugas Pengolah dan Penyaji Data Pertanian Kecamatan Samigaluh, Winarno di Kulon Progo, Rabu mengatakan tanaman nilam rencananya akan dipusatkan di Desa Pagerharjo, Sidoharjo, Ngargosari dan Gerbosari.
"Kawasan nilam di Kecamatan Samigaluh merupakan satu-satunya sentra pengembangan nilam di DIY. Pada tahun ini, pengembangan nilam seluas lima hektare diberikan kepada kelompok tani Sumbo dan Dukuh Desa Gerbosari. Sekarang masih disiapkan berbagai keperluannya," kata Winarno.
Ia mengatakan, petani akan mendapat bantuan berupa bibit dan pupuk organik untuk mengembangkan tanaman nilam. Setiap hektare lahan, kata dia, mendapatkan bantuan 10.000 batang tanaman nilam dan lima ton pupuk organik.
"Tanaman nilam ini bagus dikembangkan di lahan terbuka karena sangat mempengaruhi kandungan kadar minyak, supaya tanaman nilam mendapat sinar matahari secara langsung. Untuk pelaksanaan budi daya ini, petani akan mendapatkan bimbingan teknis selama dua hari," katanya.
Penyuluh Perkebunan Samigaluh Suryono mengatakan permasalahan utama yang dihapi oleh patani di Kulon Progo, khususnya di Kecamatan Samigaluh adalah lahan yang tersedia sudah penuh dengan berbagai jenis tanaman atau komoditas yakni teh, kopi, kakao, cengkih dan tanaman kayu-kayuan.
"Jangan sampai penambahan tanaman baru akan menggeser komoditas tanaman yang sudah ada. Petani sangat menggantungkan perekonomian dari jenis tanaman ini. Tetapi, memang harus ada penataan tanaman," katanya.
Menurut dia, petani Samigaluh harus memilih komoditas dengan pertimbangan rupiah. Tanaman yang paling menguntungkan, itulah yang akan dibudidayakan.
Ketua Kelompok Tani Sumbo, Wakiyat mengungkapkan tanaman nilam dapat dikembangkan di pekarangan dan sawah. Biaya tanaman, perawatan, pemupukan dan penjualan taman sangat mudah sehingga tidak menggangu tanaman yang berada di dataran tinggi seperti tanaman teh.
"Tanaman nilam ini memiliki prospek yang cukup tinggi. Nilam tidak membutuhkan tempat khusus seperti teh," katanya.
Ketua Kelompok Tani Dukuh Bambang Suryanto menambahkan nilam sudah dikembangkan beberapa tahun terakhir oleh petani di Kecamatan Samigaluh. Produksi daun nilam dalam seminggu terakhir mencapai 2,5 ton.
Ia mengatakan, harga daun nilam dibeli dari petani seharga Rp1.000 per kilogram. Dalam sebulan, kami bisa menampung lima ton daun nilam basah. Setelah diolah, satu ton daun nilam menghasilkan 20 kilogram minyak atsiri nilam.
"Hasil produksi ini dijual ekspor untuk campuran kimia, seharga Rp240.000 per kilogram," katanya.
(KR-STR)