Jogja (Antara Jogja) - Data statistik kepariwisataan di Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah memberikan kontribusi positif bagi banyak pihak harus akurat, kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi setempat, Tazbir Abdullah.
"Data tersebut juga sebagai data primer sekaligus referensi kalangan investor yang akan mengadakan peramalan tentang masa depan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," katanya di Yogyakarta, Selasa.
Karenanya, kata dia, keterlambatan data dari hotel bintang maupun melati harus menjadi perhatian dengan harapan agar para general manajer hotel bisa lebih aktif memberi data kepada Dinas Pariwisata DIY.
"Data dari hotel bintang maupun melati diharapkan lebih cepat. Kalau bisa di bawah tanggal 10 sudah masuk sehingga bagian `entry` data bisa memasukkan lebih awal sehingga prediksi tentang tingkat hunian kamar maupun jumlah wisatawan masuk bisa diketahui lebih awal," katanya.
Ia mengatakan data kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara idealnya harus tersedia secara `ontime` baik harian , mingguan maupun bulanan sehingga ketika masyarakat membutuhkan data itu bisa cepat dilayani.
"Kuncinya tergantung keseriusan para GM hotel dan petugas hotel yang dapat kerjaan tambahan untuk menangani data hotel. Ini hanya persoalan kordinasi dan komunikasi antara GM dan bawahannya," kata Tazbir.
Sementara itu Kepala Seksi Program Informasi Dinas Pariwisata DIY Setyawan mengatakan pihaknya menggelar forum diskusi grup tentang Penyusunan dan Pengembangan Statistik Kepariwisataan DIY, akhir pekan lalu, bertujuan untuk membangun sistem informasi statistik kepariwisataan DIY yang akuntabel dan kredibel.
"Buku Statistik Kepariwisataan DIY sudah banyak memberi manfaat karena banyak digunakan banyak kalangan seperti kalangan akademisi,swasta maupun investor," kata Setyawan.
(H008)
"Data tersebut juga sebagai data primer sekaligus referensi kalangan investor yang akan mengadakan peramalan tentang masa depan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," katanya di Yogyakarta, Selasa.
Karenanya, kata dia, keterlambatan data dari hotel bintang maupun melati harus menjadi perhatian dengan harapan agar para general manajer hotel bisa lebih aktif memberi data kepada Dinas Pariwisata DIY.
"Data dari hotel bintang maupun melati diharapkan lebih cepat. Kalau bisa di bawah tanggal 10 sudah masuk sehingga bagian `entry` data bisa memasukkan lebih awal sehingga prediksi tentang tingkat hunian kamar maupun jumlah wisatawan masuk bisa diketahui lebih awal," katanya.
Ia mengatakan data kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara idealnya harus tersedia secara `ontime` baik harian , mingguan maupun bulanan sehingga ketika masyarakat membutuhkan data itu bisa cepat dilayani.
"Kuncinya tergantung keseriusan para GM hotel dan petugas hotel yang dapat kerjaan tambahan untuk menangani data hotel. Ini hanya persoalan kordinasi dan komunikasi antara GM dan bawahannya," kata Tazbir.
Sementara itu Kepala Seksi Program Informasi Dinas Pariwisata DIY Setyawan mengatakan pihaknya menggelar forum diskusi grup tentang Penyusunan dan Pengembangan Statistik Kepariwisataan DIY, akhir pekan lalu, bertujuan untuk membangun sistem informasi statistik kepariwisataan DIY yang akuntabel dan kredibel.
"Buku Statistik Kepariwisataan DIY sudah banyak memberi manfaat karena banyak digunakan banyak kalangan seperti kalangan akademisi,swasta maupun investor," kata Setyawan.
(H008)