Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengolah gas metan hasil pembusukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Banyuroto sebagai sumber energi biogas yang dapat dimanfaatkan untuk memasak bagi 20 kepala keluarga di wilayah itu.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup setempat, Suharjoko, di Kulon Progo, Kamis, mengatakan anggaran pengembangan biogas untuk keperluan rumah tangga ini merupakan bantuan dari Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa (PPEJ) senilai Rp194 juta.

Ia mengatakan untuk menyalurkan biogas dari TPA Banyuroto ke rumah warga, diupayakan dengan membuat jaringan pipa. Biogas yang disalurkan juga digratiskan bagi mereka. Sebanyak 20 KK penerima manfaat tersebut juga mendapat bantuan dua unit kompor gas gratis.

"Mayoritas dari 20 KK yang menerima manfaat biogas ini merupakan masyarakat berpenghasilan rendah. Proyek ini baru berjalan sejak sekitar satu bulan," katanya.

Dia mengatakan biogas dari TPA Banyuroto ini masih bisa dikembangkan lagi untuk ratusan rumah tangga. Namun sementara ini memang baru dikembangkan untuk 20 KK sebagai demplot atau percontohan.

Selain itu, kata Suharjoko, pemanfaatan biogas ini juga bisa memperpanjang usia TPA Banyuroto karena komposnya bisa dipanen sehingga mengurangi timbunan.

"Kalau tidak ada pengolahan limbah gas metan menjadi biogas dan kompos, TPA Banyuroto dalam waktu tiga tahun sudah tidak bisa dipakai, tetapi dengan pemanfaatan ini dapat memperpanjang usia TPA," kata dia.

Ia mengatakan pembuatan TPA tidak semudah membangun fasilitas lain. Dampak sosial yang ditimbulkan jauh lebih besar, dan masyarakat banyak yang resistensi dengan keberadaan TPA.

"Hal inilah yang melatarbelakangi Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa (PPEJ) mencari solusi atas persoalan ini," katanya.

Pengelola TPA Banyuroto Hendra Gustanto mengatakan setiap hari sampah yang dibawa ke TPA ini mencapai 70-80 meter kubik atau 9 rit. Setelah dilakukan pemilahan, enam rit atau sekitar 40 meter kubik berupa sampah organik dan residu dilakukan proses pembusukan dan diambil gas metannya sebagai biogas.

Sebagai gambaran, volume sampah dengan ketebalan tiga meter seluas 3x3 meter sudah bisa menghasilkan gas untuk satu kompor selama 24 jam.

"Gas metan tetap terproduksi pada proses pembusukan sampah," katanya.

(KR-STR)

Pewarta : Oleh Sutarmi
Editor : Mamiek
Copyright © ANTARA 2024