TPSS Tamanmartani Kalasan mulai dioperasionalkan antisipasi polusi sampah

id TPSS Kebon Tamanmartani ,Tempat Pembuangan Sampah ,TPSS Tamanmartani ,Pengelolaan sampah ,Bupati Sleman ,Kabupaten Slema

TPSS Tamanmartani Kalasan mulai dioperasionalkan antisipasi polusi sampah

Truck pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman memasukkan sampah di TPSS Kebon Tamanmartani, Kalasan, Senin (7/8/2023). ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengoperasionalkan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS) di Padukuhan Kebon, Tamanmartani, Kapanewon Kalasan untuk menampung sampah produksi masyarakat serta mengantisipasi polusi selama penutupan Tempat Penampungan Akhir (TPA) Piyungan Bantul, Senin.

"TPSS ini juga untuk menampung sementara, selama proses penyelesaian Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo di TPSS Kebon, Tamanmartani.

Menurut dia, saat ini progres pembangunan TPST Tamanmartani sudah mencapai 95 persen dan tinggal menunggu pemasangan alat-alat untuk pengolahan sampah.

"Dalam waktu dekat ini peralatan pengolahan sampah akan segera dipasang, sudah ada pihak yang memenangkan tender untuk pengadaan peralatan pengolahan sampah," katanya.

Ia mengatakan, sambil menunggu penyelesaian TPST Tamanmartani, maka per hari ini, layanan operasional truk pembuangan sampah sementara mulai beroperasi di TPSS Kebon, Tamanmartani, Kalasan.

"TPSS ini juga telah didesain dengan baik untuk mengantisipasi polusi sampah," katanya.

Kustini mengatakan, langkah langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko polusi dari TPSS tersebut yakni lahan dibuat berbentuk kolam berkedalaman 1,5 meter dengan sudut kemiringan ke selatan untuk mengalirkan lindi (cairan sampah) ke arah selatan.

"Ujung kemiringan ditujukan untuk mengalirkan air lindi dibuatkan atau diberi bak penampung untuk menampung air lindi yang terkumpul. Setelah terkumpul air lindi disedot untuk diolah atau dibuat ecolindi," katanya.

Ia mengatakan, seluruh kolam hingga tanggul TPSS ini dilapisi geomembran dan setiap sampah yang dibuang disemprot dengan ecolindi untuk mencegah bau dan lalat kemudian ditutup dengan geomembran untuk mencegah air hujan membasahi sampah.

"Setelah 45 hari operasi, sampah akan diambil kembali untuk dibuang ke TPA atau digiling dengan tujuan memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik sudah menjadi lembut dan bisa untuk pupuk sedangkan yang anorganik dibuang," katanya.

Sedangkan untuk daya tampung TPSS ini sebesar 1.500 ton atau sekitar 3.750 meter kubik. Sampah masuk setiap hari kurang lebih 50 ton dan rencana operasi sampah masuk selama 30 hari.

"Sebelumnya sudah dilakukan pemasangan geomembran oleh tenaga professional dan menggunakan peralatan memadai sehingga lapisan geomembran tidak bocor agar air sampah atau lindi tidak mencemari tanah. Kemudian untuk ecolindi sudah disiapkan sekitar 4.000 liter dan diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional TPSS," katanya.
 

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024