Bantul, (Antara Jogja) - Masyarakat pesisir pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendapat pelatihan penanganan mamalia laut terdampar dari Dinas Kelautan dan Perikanan pemerintah daerah setempat.
"Awal pekan lalu diadakan latihan penanganan mamalia laut terdampar, latihan diikuti 30 orang perwakilan dari Kabupaten Gunung Kidul, Bantul, dan Kulon Progo," kata Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap DKP Bantul Yus Warseno di Bantul, Senin.
Dia mengatakan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut, materinya terdiri atas teori dan praktik yang mengambil lokasi di wilayah Bantul, yakni kawasan Pengklik Pantai Samas.
Ia mengatakan pelatihan tersebut untuk mengetahui bagaimana cara memperlakukan mamalia laut, seperti ikan hiu, lumba-lumba, maupun hewan laut lainnya yang dilindungi pemerintah, yang terdampar karena terbawa arus.
"Pantai selatan Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo sering ada mamalia laut, seperti lumba-lumba dan paling banyak hiu, paus terdampar, bahkan di Bantul saja tahun lalu (2015) ada tiga kali kejadian (mamalia laut terdampar, red.)," katanya.
Yus Warseno mengatakan terdapat berbagai cara untuk menangani mamalia yang terdampar, entah sudah sekarat maupun masih sehat, agar hewan bisa kembali ke laut lepas.
Hal-hal seperti itu, katanya, jarang dipahami secara baik oleh masyarakat yang menjumpai.
"Intinya pada prinsipnya ketika ada mamalia laut entah sekarat bisa dikembalikan ke tengah laut, misalnya dengan ditenangkan yang didukung dengan sumber daya manusia yang memadai, sehingga bisa hidup," katanya.
Ia mengatakan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar yang melibatkan masyarakat pesisir yang terdiri atas perwakilan kelompok nelayan, kelompok sadar wisata yang bekerja sama dengan pihak terkait tersebut, baru yang pertama di Bantul.
"Pelatihan dengan masyarakat ini yang pertama, dulu pernah tapi dengan instansi terkait. Untuk (latihan, red.) selanjutnya belum tahu, karena ini yang adakan dari pusat, sesuai permintaan kita," katanya. ***1***
(KR-HRI)
"Awal pekan lalu diadakan latihan penanganan mamalia laut terdampar, latihan diikuti 30 orang perwakilan dari Kabupaten Gunung Kidul, Bantul, dan Kulon Progo," kata Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap DKP Bantul Yus Warseno di Bantul, Senin.
Dia mengatakan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut, materinya terdiri atas teori dan praktik yang mengambil lokasi di wilayah Bantul, yakni kawasan Pengklik Pantai Samas.
Ia mengatakan pelatihan tersebut untuk mengetahui bagaimana cara memperlakukan mamalia laut, seperti ikan hiu, lumba-lumba, maupun hewan laut lainnya yang dilindungi pemerintah, yang terdampar karena terbawa arus.
"Pantai selatan Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo sering ada mamalia laut, seperti lumba-lumba dan paling banyak hiu, paus terdampar, bahkan di Bantul saja tahun lalu (2015) ada tiga kali kejadian (mamalia laut terdampar, red.)," katanya.
Yus Warseno mengatakan terdapat berbagai cara untuk menangani mamalia yang terdampar, entah sudah sekarat maupun masih sehat, agar hewan bisa kembali ke laut lepas.
Hal-hal seperti itu, katanya, jarang dipahami secara baik oleh masyarakat yang menjumpai.
"Intinya pada prinsipnya ketika ada mamalia laut entah sekarat bisa dikembalikan ke tengah laut, misalnya dengan ditenangkan yang didukung dengan sumber daya manusia yang memadai, sehingga bisa hidup," katanya.
Ia mengatakan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar yang melibatkan masyarakat pesisir yang terdiri atas perwakilan kelompok nelayan, kelompok sadar wisata yang bekerja sama dengan pihak terkait tersebut, baru yang pertama di Bantul.
"Pelatihan dengan masyarakat ini yang pertama, dulu pernah tapi dengan instansi terkait. Untuk (latihan, red.) selanjutnya belum tahu, karena ini yang adakan dari pusat, sesuai permintaan kita," katanya. ***1***
(KR-HRI)