Kulon Progo (Antara Jogja) - Realisasi capaian produksi padi di Daerah Istimewa Yogyakarta baru tercapai 90 persen dari target 920.000 ton di akhir September 2017.
Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan bahwa beberapa wilayah di akhir September mememasuki masa tanan. Diharapkan panen di akhir Desember atau awal 2018.

"Kalau panen di akhir Desember, kami optimistis target 920.000 ton akan teralisasi. Kalau panen awal 2018, masuk ke realisasi produmsi 2018," katanya.

Ia mengatakan bahwa produksi padi di DIY mengalami surplus sekitar 600.000 ton. Kebutuhan beras konsumsi di DIY sebesar 300.000 ton per tahun, sedangkan produksi 920.000 ton.

"Di DIY, produksinya sangat mencukupi, bahkan surplus," katanya.

Sasongko mengatakan bahwa pihaknya menggalakkan pangan lokal pengganti beras sehingga konsumsi beras dapat ditekan. Pangan lokal, mulai dari gembeli, ketela, ubi, kimpul, dan ketela rambat.

"Meski DIY mengalami surplus beras, tetap menggalakkan pangan lokal," katanya.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Maman Sugiri mengatakan bahwa pihaknya juga menggalakkan konsumsi pangan lokal sebagai pengganti beras. Pangan lokal yang sudah dikenal masyarakat, khususnya di Kulon Progo, di antaranya gudeg, geblek, growol, dan makanan khas lainnya.

Menu tersebut harus tetap dilestarikan. Namun, perlu dikembangkan dengan memanfaatkan pangan sumber karbohidrat selain beras dan terigu dengan tetap memperhatikan prinsip beragam, bergizi seimbang, dan aman.

Melalui lomba tersebut, dia berharap masyarakat dapat berkreasi untuk menciptakan/modifikasi resep dari aneka makanan khas daerah yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, serta menyajikannya dalam susunan menu keluarganya sehari-hari.

Saat ini, kata Maman, konsumsi pangan (beras) di Kulon Progo sebesar 79,2 kg/kapita/tahun turun dari tahun-tahun sebelumnya sebesar 83,09 kg/kapita/tahun.
Penurunan konsumsi pangan (beras) tersebut tentu tidak lepas dari keberhasilan sosialisasi B2SA yang telah dilaksanakan baik di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa.

Demikian pula, skor Pola Pangan Harapan (PPH) 2015 mencapai 93,9 naik dari tahun sebelumnya yang baru mencapai 93,5 dengan konsumsi kalori 1.867,9 kkal/kapita/hari hampir mendekati angka kecukupan energi (AKE) 2.000 kkal/kapita/hari.

"Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam rangka sosialisasi B2SA, khususnya kepada ibu-ibu tim penggerak PKK di tingkat kecamatan dan desa," katanya.


(T.KR-STR)

Pewarta : Oleh Sutarmi
Editor : Mamiek
Copyright © ANTARA 2024