Kulon Progo (ANTARA) - Sebanyak 402 jiwa korban banjir tanggul jebol di Desa Bendungan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengungsi di Posko Utama Stadion Cangkring hingga waktu yanng belum dapat dipastikan.
Koordinator pengungsian Stadion Cangkring AKP Hery Meyanto di Kulon Progo, Senin, mengatakan adapun rincian jumlah korban banjir yang mengungsi, yakni laki-laki sebanyak 102 jiwa, perempuan 176 jiwa, balita 21 jiwa, dan lansia ada 102 jiwa.
"Jumlah pengungsi tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah karena ada tambahan jumlah pengungsi dari Kecamatan Panjatan, sebanyak 40 jiwa," kata Heru.
Ia mengatakan sejuah ini, petugas Posko Utama Stadion Cangkring sudah melakukan penanganan yang meliputi memberikan obat-obatan, melakukan pengecekan kesehatan pengungsi. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas kesehatan dari Dinkes Kulon Progo dan Polres Kulon Progo.
Kemudian, dari logistik, sudah ada bantuan pakaian, dan sarung yang sudah dibagikan kepada pengungsi. Selain itu, petugas telah mendistribusikan logistik berupa nasi bungkus sebanyak 500 bungkus dari PKS, Taganan, Pemuda Toyan dan donatur.
"Saat ini, pengungsi masih membutuhkan logistik, berupa pakaian, alat bersih-bersih berupa sabun, pasta gigi, dan lainnya untuk kesehatan. Selain itu, logistikan yang mendesak yakni makanan anak-anak dan makanan tambahan bagi ibu-ibu yang sedang hamil," katanya.
Lebih lanjut, Heru mengatakan ada 150 pengungsi yang pulang ke rumah untuk mengecek kondisi rumah dan membersihkan lumpur sisa-sisa banjir.
"Mereka tetap akan kembali ke sini bila kondisi rumah masih dalam kondisi membahayakan karena saat ini masih ada potensi hujan yang mengguyur wilayah Kulon Progo," katanya.
Salah satu mengungsi Antok mengatakan dirinya pulang ke rumah untuk melihat kondisi rumah pascabanjir. "Kondisi rumah masih aman, meski dipenuhi lumpur. Semalam, rumah saya terendam air satu meter," katanya.
Seperti diketahui, hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kulon Progo, DIY, pada Sabtu (16/3) dan Minggu (17/3) menyebabkan empat kecamatan terendam banjir. Empat kecamatan tersebut, yakni Pengasih, Wates, Panjatan dan Temon. Kecamatan Wates paling parah terkenda dampak banjir, karena ada tanggul Jembatan Sungai Serang, Dusun Bendungan Kidul, Desa Bendungan, Kecamatan Wates
Koordinator pengungsian Stadion Cangkring AKP Hery Meyanto di Kulon Progo, Senin, mengatakan adapun rincian jumlah korban banjir yang mengungsi, yakni laki-laki sebanyak 102 jiwa, perempuan 176 jiwa, balita 21 jiwa, dan lansia ada 102 jiwa.
"Jumlah pengungsi tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah karena ada tambahan jumlah pengungsi dari Kecamatan Panjatan, sebanyak 40 jiwa," kata Heru.
Ia mengatakan sejuah ini, petugas Posko Utama Stadion Cangkring sudah melakukan penanganan yang meliputi memberikan obat-obatan, melakukan pengecekan kesehatan pengungsi. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas kesehatan dari Dinkes Kulon Progo dan Polres Kulon Progo.
Kemudian, dari logistik, sudah ada bantuan pakaian, dan sarung yang sudah dibagikan kepada pengungsi. Selain itu, petugas telah mendistribusikan logistik berupa nasi bungkus sebanyak 500 bungkus dari PKS, Taganan, Pemuda Toyan dan donatur.
"Saat ini, pengungsi masih membutuhkan logistik, berupa pakaian, alat bersih-bersih berupa sabun, pasta gigi, dan lainnya untuk kesehatan. Selain itu, logistikan yang mendesak yakni makanan anak-anak dan makanan tambahan bagi ibu-ibu yang sedang hamil," katanya.
Lebih lanjut, Heru mengatakan ada 150 pengungsi yang pulang ke rumah untuk mengecek kondisi rumah dan membersihkan lumpur sisa-sisa banjir.
"Mereka tetap akan kembali ke sini bila kondisi rumah masih dalam kondisi membahayakan karena saat ini masih ada potensi hujan yang mengguyur wilayah Kulon Progo," katanya.
Salah satu mengungsi Antok mengatakan dirinya pulang ke rumah untuk melihat kondisi rumah pascabanjir. "Kondisi rumah masih aman, meski dipenuhi lumpur. Semalam, rumah saya terendam air satu meter," katanya.
Seperti diketahui, hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kulon Progo, DIY, pada Sabtu (16/3) dan Minggu (17/3) menyebabkan empat kecamatan terendam banjir. Empat kecamatan tersebut, yakni Pengasih, Wates, Panjatan dan Temon. Kecamatan Wates paling parah terkenda dampak banjir, karena ada tanggul Jembatan Sungai Serang, Dusun Bendungan Kidul, Desa Bendungan, Kecamatan Wates