Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Agama Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut lima Kantor Urusan Agama kecamatan di wilayah DIY sudah melaksanakan kegiatan Pusat Pelayanan Keluarga (Pusaka) Sakinah, program Kemenag RI.
"Di DIY ini untuk program Pusaka Sakinah sudah dimulai di beberapa KUA, setidaknya ada lima KUA kecamatan yang saat ini sudah melaksanakan kegiatan Pusaka Sakinah," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag DIY Nadhif di Bantul, Jumat.
Dengan demikian, kata dia, meskipun program Pusaka Sakinah baru diluncurkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kabupaten Bantul, DIY pada Kamis (12/9), KUA di lima kecamatan se-DIY sudah melaksanakan kegiatan layanan keluarga itu.
Sebanyak lima KUA tersebut, antara lain KUA Kecamatan Sewon (Bantul), KUA Umbulharjo (Yogyakarta), KUA Banguntapan (Bantul), KUA Wonosari (Gunung Kidul), dan KUA Nanggulan (Kulon Progo).
"Sudah melaksanakan program Pusaka Sakinah sejak 2018, jadi program itu digulirkan dulu ke masyarakat di KUA, dan kemudian saat ini karena sudah dilaksanakan dan juga efektif maka diluncurkan oleh Pak Menteri Agama di DIY," katanya.
Nadhif mengatakan Pusaka Sakinah atau pusat layanan keluarga sakinah itu muncul dengan latar belakang adanya kasus-kasus atau masalah keluarga yang saat ini memang sedang dihadapi bersama dan menjadi perhatian semua pihak.
"Misalnya kasus perceraian yang angkanya cukup signifikan, kemudian KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dan juga pernikahan usia dini, kemudian kasus perceraian. Semua kasus keluarga harus kita selesaikan melalui Pusaka Sakinah," katanya.
Dia mengatakan dalam Pusaka Sakinah ada beberapa program yang harus pihak KUA lakukan, misalnya bimbingan masa nikah sejak pranikah, proses, maupun sampai usia nikah itu sendiri.
"Nanti akan kita lakukan bimbingan bagi remaja, bagi anak usia sekolah, atau mereka yang masuk jenjang pernikahan. Ketika nanti di pernikahan akan kita lakukan bimbingan, namanya bimbingan masa nikah yang fokusnya pranikah," katanya.
Ia mengatakan program konsultasi keluarga bagi keluarga yang mengalami masalah atau hal-hal yang perlu dikomunikasikan dengan harapan pasangan keluarga itu datang ke KUA tidak hanya melakukan konsultasi ketika sedang menghadapi masalah kronis.
"Tetapi konsultasi sepanjang zaman, tidak harus bermasalah, misal ada rejeki banyak tapi tidak tahu caranya bisa konsultasi ke KUA dan dilayani 24 jam gratis. Jadi ada bimbingan, kemudian konsultasi dan pendampingan keluarga," katanya.
"Di DIY ini untuk program Pusaka Sakinah sudah dimulai di beberapa KUA, setidaknya ada lima KUA kecamatan yang saat ini sudah melaksanakan kegiatan Pusaka Sakinah," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag DIY Nadhif di Bantul, Jumat.
Dengan demikian, kata dia, meskipun program Pusaka Sakinah baru diluncurkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kabupaten Bantul, DIY pada Kamis (12/9), KUA di lima kecamatan se-DIY sudah melaksanakan kegiatan layanan keluarga itu.
Sebanyak lima KUA tersebut, antara lain KUA Kecamatan Sewon (Bantul), KUA Umbulharjo (Yogyakarta), KUA Banguntapan (Bantul), KUA Wonosari (Gunung Kidul), dan KUA Nanggulan (Kulon Progo).
"Sudah melaksanakan program Pusaka Sakinah sejak 2018, jadi program itu digulirkan dulu ke masyarakat di KUA, dan kemudian saat ini karena sudah dilaksanakan dan juga efektif maka diluncurkan oleh Pak Menteri Agama di DIY," katanya.
Nadhif mengatakan Pusaka Sakinah atau pusat layanan keluarga sakinah itu muncul dengan latar belakang adanya kasus-kasus atau masalah keluarga yang saat ini memang sedang dihadapi bersama dan menjadi perhatian semua pihak.
"Misalnya kasus perceraian yang angkanya cukup signifikan, kemudian KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dan juga pernikahan usia dini, kemudian kasus perceraian. Semua kasus keluarga harus kita selesaikan melalui Pusaka Sakinah," katanya.
Dia mengatakan dalam Pusaka Sakinah ada beberapa program yang harus pihak KUA lakukan, misalnya bimbingan masa nikah sejak pranikah, proses, maupun sampai usia nikah itu sendiri.
"Nanti akan kita lakukan bimbingan bagi remaja, bagi anak usia sekolah, atau mereka yang masuk jenjang pernikahan. Ketika nanti di pernikahan akan kita lakukan bimbingan, namanya bimbingan masa nikah yang fokusnya pranikah," katanya.
Ia mengatakan program konsultasi keluarga bagi keluarga yang mengalami masalah atau hal-hal yang perlu dikomunikasikan dengan harapan pasangan keluarga itu datang ke KUA tidak hanya melakukan konsultasi ketika sedang menghadapi masalah kronis.
"Tetapi konsultasi sepanjang zaman, tidak harus bermasalah, misal ada rejeki banyak tapi tidak tahu caranya bisa konsultasi ke KUA dan dilayani 24 jam gratis. Jadi ada bimbingan, kemudian konsultasi dan pendampingan keluarga," katanya.