Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata dari Klinik Mata Nusantara Dr Rini Hersetyati SpM mengatakan bahwa gas air mata yang biasa digunakan untuk aksi demonstrasi hanya memiliki dampak jangka pendek.

"Hanya untuk jangka pendek, karena tujuannya hanya untuk membubarkan demonstran," ujar Rini di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan gas air mata terdiri dari berbagai senyawa seperti chlorobenzylidenemalononitrile, chloroacetophenone, bromoacetone, phenacyl bromide, dan lainnya. Zat-zat itu membuat mata terasa terasa pedih.

"Efeknya pada selaput bening mata, yang warna putih itu. Berair dan panas," kata dia lagi.

Gas air mata tersebut baru memberikan efek saat terhirup. Meski demikian, efek gas air mata itu tidak lama. Untuk membantu menghilangkan efeknya, Rini menyarankan untuk mencuci mata dengan air bersih.

"Dicuci saja matanya, kalau terkena gas air mata," ucap Rini.

Pada demonstrasi mahasiswa yang berlangsung pada Selasa (24/9), polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran., begitu juga saat aksi yang dilakukan siswa SMK.
Baca juga: Disdikpora DIY meminta sekolah cegah siswa ikuti ajakan demo
 

Pewarta : Indriani
Editor : Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024