BRIN mengenalkan teknologi tangga ikan di WWF ke-10 Bali0

id world water forum,teknologi tangga ikan,konservasi ikan,ikan air tawar,konservasi sungai,biodiversitas,keanekaragaman ha

BRIN mengenalkan teknologi tangga ikan di WWF ke-10 Bali0

Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN Arif Wibowo dalam lokakarya internasional dan sosialisasi proyek penelitian tentang Biodiversity In Irrigation Systems yang diselenggarakan di Gedung B.J Habibie Jakarta, Rabu (17/5/2023). (ANTARA/HO-BRIN)

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenalkan teknologi tangga ikan atau fishway sebagai solusi untuk mempertahan biodiversitas ikan air tawar dari hambatan infrastruktur melintang sungai dalam kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali.
"Tangga ikan memfasilitasi ikan agar dapat bermigrasi dari hilir ke hulu maupun sebaliknya," kata Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN Arif Wibowo saat dihubungi di Jakarta, Senin.
 
Tangga ikan merupakan teknologi infrastruktur air sebagai inovasi dalam upaya merestorasi dan konservasi sumberdaya ikan yang menurun akibat bangunan melintang sungai, seperti bendung maupun bendungan untuk pembangkit listrik, irigasi, hingga penyediaan air bersih.
 
Arif menuturkan pembangunan infrastruktur melintang sungai memiliki peran penting dalam peningkatan ketahanan pangan dan penyediaan energi listrik.
 
Bagi biota spesies sungai, seperti ikan, infrastruktur bendung maupun bendungan menghambat mereka dalam melakukan migrasi dari hilir maupun hulu sungai dan sebaliknya untuk pemijahan serta berkembang biak.
 
"Tangga dibangun pada bagian sisi kanan atau kiri bangunan melintang sungai, seperti bendung dan bendungan," kata Arif.
 
Tangga ikan merupakan saluran yang memiliki sekat-sekat di dalamnya dengan desain dimensi yang sudah diperhitungkan untuk mengatur pola aliran air, seperti kecepatan dan turbulensi yang disesuaikan dengan kondisi ikan lokal yang ada di sungai.
 
Kelebihan aliran sungai akan mengalir di dalam saluran tangga ikan dan ikan yang bermigrasi dari hilir ke hulu sungai (upstream migration) akan menemukan pintu masuk atau entrance fishway di bagian hilir bendung.
 
Kemudian, ikan melewati tiap-tiap sekat pada saluran tangga ikan dan keluar melalui pintu keluar atau exit fishway dan melanjutkan migrasi ke hulu sungai, begitupun sebaliknya untuk ikan yang bermigrasi ke hilir atau laut (downstream migration).
 
Selain berfungsi untuk menjaga konektivitas sungai, teknologi tangga ikan juga memiliki dampak positif bagi perlindungan populasi ikan yang hidup di sungai. Dengan demikian, biodiversitas dan jumlah ikan dapat terus terjaga.
 
"Populasi ikan yang terjaga akan berdampak positif bagi ketersediaan pada sumber daya protein dari sungai bagi masyarakat sekitar sungai," ucap Arif.
 
Lebih lanjut dia berharap semua bangunan melintang sungai, baik bendung maupun bendungan baru yang akan dibangun di Indonesia bisa dilengkapi dengan tangga ikan.
 
Sedangkan, infrastruktur melintang sungai lama yang tidak dilengkapi dengan tangga ikan dan diidentifikasi penurunan populasi bisa dilengkapi dengan tangga ikan untuk merestorasi populasi ikan terutama ikan pemigrasi dan ikan ekonomis penting.
 
Kegiatan riset sangat diperlukan untuk memahami biodiversitas ikan lokal, kemampuan berenang ikan, karakter biologi dari masing-masing spesies serta data hidrologi dari setiap sungai agar bisa membuat desain tangga ikan yang tepat.
 
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN kenalkan teknologi tangga ikan di World Water Forum
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024