Yogyakarta (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan pameran produk industri kreatif di Malioboro Mall Yogyakarta pada 18 dan 19 Oktober 2019 guna memfasilitasi perajin dalam mempromosikan produk di pusat perbelanjaan tersebut.
"Pameran ini merupakan salah satu wujud upaya Dekranasda dalam menjembatani kepentingan perajin dari hulu sampai hilir khususnya dalam hal fasilitasi sarana untuk mempromosikan dan menjual barang kerajinan produksinya," kata Ketua Dekranasda Bantul Erna Kusmawati Suharsono di sela membuka pameran di Malioboro Mall Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pameran Gelar Produk Industri Kreatif Dekranasda Bantul selama dua hari dengan mengambil tema 'Gelar Produk Industri Kreatif Bekerja Dengan Hati Menciptakan Produk Inovasi Berdaya Saing Tinggi' tersebut diikuti sebanyak 51 perajin dari 17 kecamatan se-Kabupaten Bantul.
Dia mengatakan, pameran ini merupakan suatu bentuk penyajian hasil karya sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas dengan harapan produk yang dipamerkan terjual dengan keuntungan yang cukup tinggi bagi perajin dan nantinya akan meningkatkan kualitas kehidupan perajin.
"Di samping itu keuntungan yang cukup tinggi juga akan menjadi dorongan bagi perajin untuk menciptakan produk yang lebih baik lagi, lebih bervariasi, memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu berkompetisi di pangsa pasar yang lebih luas dan seterusnya," katanya.
Dengan pangsa pasar yang lebih luas, kata dia, omzet perajin pun akan mengalami kenaikan yang signifikan, dan kenaikan omzet akan berbanding lurus dengan keuntungan yang diperoleh sehingga diharapkan usahanya akan semakin maju dan berkembang.
"Dan inilah yang dinamakan peningkatan level perajin, dari perajin mikro ke tingkat perajin kecil, dari yang kecil menuju ke perajin menengah begitu seterusnya," katanya.
Dia mengatakan, Dekranasda Bantul akan senantiasa mengupayakan untuk meningkatkan level usaha perajin, karena peningkatan level usaha perajin berarti juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan bila kesejahteraan masyarakat meningkat akan mampu menekan angka kemiskinan di Bantul.
Dia juga mengatakan, Kabupaten Bantul memang memiliki keterbatasan dalam ketersediaan sumber daya alam, akan tetapi justru dari keterbatasan inilah yang mampu memunculkan kreativitas untuk berkembangnya sumber daya manusia dalam berkarya dan berusaha.
"Oleh karena itu, produk kerajinan yang dimiliki sebagian besar memang berbasis pada kreativitas sumber daya manusia, dimana industri kerajinan merupakan bagian dari ekonomi kreatif yang pertumbuhannya sangat cepat serta berkembang di seluruh pelosok tanah air, dari skala mikro kecil hingga menengah," katanya.
Ketua Dekranasda Bantul mengatakan, industri kerajinan juga memiliki peranan yang cukup strategis dalam perekonomian nasional yang secara historis sangat lekat dengan keseharian kehidupan rakyat Indonesia.
"Oleh sebab itu produk kerajinan bisa menjadi andalan mata pencaharian terutama dengan pemanfaatan sumber daya setempat dan pengembangan kreatif lokal," katanya.
"Pameran ini merupakan salah satu wujud upaya Dekranasda dalam menjembatani kepentingan perajin dari hulu sampai hilir khususnya dalam hal fasilitasi sarana untuk mempromosikan dan menjual barang kerajinan produksinya," kata Ketua Dekranasda Bantul Erna Kusmawati Suharsono di sela membuka pameran di Malioboro Mall Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pameran Gelar Produk Industri Kreatif Dekranasda Bantul selama dua hari dengan mengambil tema 'Gelar Produk Industri Kreatif Bekerja Dengan Hati Menciptakan Produk Inovasi Berdaya Saing Tinggi' tersebut diikuti sebanyak 51 perajin dari 17 kecamatan se-Kabupaten Bantul.
Dia mengatakan, pameran ini merupakan suatu bentuk penyajian hasil karya sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas dengan harapan produk yang dipamerkan terjual dengan keuntungan yang cukup tinggi bagi perajin dan nantinya akan meningkatkan kualitas kehidupan perajin.
"Di samping itu keuntungan yang cukup tinggi juga akan menjadi dorongan bagi perajin untuk menciptakan produk yang lebih baik lagi, lebih bervariasi, memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu berkompetisi di pangsa pasar yang lebih luas dan seterusnya," katanya.
Dengan pangsa pasar yang lebih luas, kata dia, omzet perajin pun akan mengalami kenaikan yang signifikan, dan kenaikan omzet akan berbanding lurus dengan keuntungan yang diperoleh sehingga diharapkan usahanya akan semakin maju dan berkembang.
"Dan inilah yang dinamakan peningkatan level perajin, dari perajin mikro ke tingkat perajin kecil, dari yang kecil menuju ke perajin menengah begitu seterusnya," katanya.
Dia mengatakan, Dekranasda Bantul akan senantiasa mengupayakan untuk meningkatkan level usaha perajin, karena peningkatan level usaha perajin berarti juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan bila kesejahteraan masyarakat meningkat akan mampu menekan angka kemiskinan di Bantul.
Dia juga mengatakan, Kabupaten Bantul memang memiliki keterbatasan dalam ketersediaan sumber daya alam, akan tetapi justru dari keterbatasan inilah yang mampu memunculkan kreativitas untuk berkembangnya sumber daya manusia dalam berkarya dan berusaha.
"Oleh karena itu, produk kerajinan yang dimiliki sebagian besar memang berbasis pada kreativitas sumber daya manusia, dimana industri kerajinan merupakan bagian dari ekonomi kreatif yang pertumbuhannya sangat cepat serta berkembang di seluruh pelosok tanah air, dari skala mikro kecil hingga menengah," katanya.
Ketua Dekranasda Bantul mengatakan, industri kerajinan juga memiliki peranan yang cukup strategis dalam perekonomian nasional yang secara historis sangat lekat dengan keseharian kehidupan rakyat Indonesia.
"Oleh sebab itu produk kerajinan bisa menjadi andalan mata pencaharian terutama dengan pemanfaatan sumber daya setempat dan pengembangan kreatif lokal," katanya.