Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempersiapkan para relawan dan forum pengurangan resiko bencana guna menghadapi kemungkinan kejadian dampak cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi selama sepekan ke depan.
"Menyikapi cuaca ini kami siapkan teman-teman relawan dan FPRB (forum pengurangan resiko bencana) untuk antisipasi segala kemungkinan yang terjadi, karena informasi BMKG mulai hari ini sampai sepekan ke depan cuaca ekstrem berpotensi terjadi," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Kamis.
Berdasarkan siaran berita dari BMKG Yogyakarta, wilayah DIY, termasuk Kabupaten Bantul, berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat sejak tanggal 1 sampai 7 Januari 2020. Karena itu, lembaga cuaca tersebut mengimbau semua pihak untuk mewaspadai terjadinya genangan, banjir maupun tanah longsor.
Dia mengatakan, relawan dan FPRB yang terbentuk di tiap-tiap desa akan selalu memantau kondisi lingkungan sekitar, sehingga apabila ada tanda-tanda akan terjadi banjir atau tanah longsor siap memberikan peringatan kepada warga untuk mengungsi secara mandiri.
"Ini yang harus kita siapkan, jangan sampai kita gagap begitu terjadi banjir kita tidak siap apapun, semua sudah kita siapkan, potensi masyarakat, semua peralatan juga kita siapkan untuk segala kemungkinan yang terjadi di Bantul," katanya.
Dia mengatakan, dengan melihat fenomena cuaca ekstrem seperti saat ini serta kejadian hujan deras kemarin, terutama kejadian banjir yang harus diwaspadai adalah beberapa daerah yang dekat dengan aliran sungai besar seperti di sebagian wilayah Piyungan dan Imogiri.
"Terutama di timur atau Piyungan itu ada Kali Opak, yang kemarin ada jembataan bambu yang hanyut, yang juga diantisipasi karena hujan lumayan ekstrem itu di aliran Sungai Oya, Sungai Oya alirannya ketemu dengan Sungai Opak itu Sriharjo Imogiri, salah satu potensi banjir di daerah situ," katanya.
Dwi mengatakan, berkaitan dengan menghadapi cuaca ekstrem ini, juga sudah melakukan komunikasi ke warga maupun penduduk yang bermukim di zona merah atau rawan bahaya baik tanah longsor ataupun banjir, agar menyadari dan siap dengan ancamannya yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
"Sudah kita imbau, kita sampaikan kalau memang terjadi hujan dengan durasi cukup panjang, saya minta masyarakat segera ngecek lingkungan, apabila ada tanda bahaya agar menyingkir sementara, mengungsi sambil menunggu cuaca kembali normal. Dan untuk Bantul sudah kita tetapkan siaga darurat," katanya.
"Menyikapi cuaca ini kami siapkan teman-teman relawan dan FPRB (forum pengurangan resiko bencana) untuk antisipasi segala kemungkinan yang terjadi, karena informasi BMKG mulai hari ini sampai sepekan ke depan cuaca ekstrem berpotensi terjadi," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Kamis.
Berdasarkan siaran berita dari BMKG Yogyakarta, wilayah DIY, termasuk Kabupaten Bantul, berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat sejak tanggal 1 sampai 7 Januari 2020. Karena itu, lembaga cuaca tersebut mengimbau semua pihak untuk mewaspadai terjadinya genangan, banjir maupun tanah longsor.
Dia mengatakan, relawan dan FPRB yang terbentuk di tiap-tiap desa akan selalu memantau kondisi lingkungan sekitar, sehingga apabila ada tanda-tanda akan terjadi banjir atau tanah longsor siap memberikan peringatan kepada warga untuk mengungsi secara mandiri.
"Ini yang harus kita siapkan, jangan sampai kita gagap begitu terjadi banjir kita tidak siap apapun, semua sudah kita siapkan, potensi masyarakat, semua peralatan juga kita siapkan untuk segala kemungkinan yang terjadi di Bantul," katanya.
Dia mengatakan, dengan melihat fenomena cuaca ekstrem seperti saat ini serta kejadian hujan deras kemarin, terutama kejadian banjir yang harus diwaspadai adalah beberapa daerah yang dekat dengan aliran sungai besar seperti di sebagian wilayah Piyungan dan Imogiri.
"Terutama di timur atau Piyungan itu ada Kali Opak, yang kemarin ada jembataan bambu yang hanyut, yang juga diantisipasi karena hujan lumayan ekstrem itu di aliran Sungai Oya, Sungai Oya alirannya ketemu dengan Sungai Opak itu Sriharjo Imogiri, salah satu potensi banjir di daerah situ," katanya.
Dwi mengatakan, berkaitan dengan menghadapi cuaca ekstrem ini, juga sudah melakukan komunikasi ke warga maupun penduduk yang bermukim di zona merah atau rawan bahaya baik tanah longsor ataupun banjir, agar menyadari dan siap dengan ancamannya yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
"Sudah kita imbau, kita sampaikan kalau memang terjadi hujan dengan durasi cukup panjang, saya minta masyarakat segera ngecek lingkungan, apabila ada tanda bahaya agar menyingkir sementara, mengungsi sambil menunggu cuaca kembali normal. Dan untuk Bantul sudah kita tetapkan siaga darurat," katanya.