Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyiapkan sejumlah personel untuk mengikuti berbagai pelatihan terkait rencana vaksinasi COVID-19, salah satunya pelatihan manajemen pengelolaan vaksin.
“Personel yang disiapkan dari dinas terlebih dulu, baru kemudian nanti menyampaikannya ke petugas di fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, pelatihan manajemen pengelolaan vaksin tersebut akan dilanjutkan dengan berbagai pelatihan lainnya untuk menyiapkan personel yang nantinya bertugas melakukan vaksinasi.
Meskipun demikian, lanjut dia, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai waktu termasuk jumlah vaksin yang nantinya akan diterima oleh Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta yang juga bertugas sebagai Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, tetap melakukan berbagai persiapan untuk kegiatan vaksinasi termasuk dari sisi anggaran.
“Untuk anggaran, kami siapkan asumsi di tahun anggaran 2021. Jika status tanggap darurat untuk pandemi ini masih berlanjut, maka bisa dimasukkan melalui biaya tidak terduga (BTT). Tidak perlu dimasukkan dalam anggaran reguler,” katanya.
Namun demikian, Heroe menegaskan, seluruh langkah pemerintah daerah dalam kesiapan vaksinasi tersebut tetap akan mengacu pada ketentuan dan aturan dari pusat.
Di bidang kesehatan, lanjut Heroe, salah satu syarat untuk bisa mengikuti vaksinasi adalah dalam apabila orang tersebut dalam kondisi yang sehat.
“Artinya, untuk menentukan apakah orang tersebut sehat atau tidak adalah dengan menunjukkan hasil uji swab negatif baru boleh divaksin. Apakah langkah-langkah ini termasuk dalam pembiayaan atau tidak, kami masih menunggu aturannya baru bisa berhitung kebutuhan anggaran,” katanya.
Sedangkan untuk kasus penularan COVID-19 di Kota Yogyakarta sepanjang pandemi, lanjut Heroe, dapat dikendalikan dan pada akhir-akhir ini lebih didominasi temuan kasus penularan di dalam keluarga atau disebabkan perjalanan dari luar daerah.
“Untuk penularan di keluarga memang cukup sulit diatasi karena biasanya protokol kesehatan kendor saat sudah berada di rumah,” katanya.
Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id, pada Kamis (12/11) terdapat penambahan 24 kasus positif dengan satu pasien sembuh, dan dua pasien meninggal dunia sehingga total kasus aktif COVID-19 tercatat 76 orang dengan 482 sembuh, dan 25 meninggal dunia.